Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan perbaikan jembatan penghubung dua kecamatan di wilayah selatan Cianjur yang putus akibat bencana alam dibangun tahun 2026 agar aktivitas warga terutama siswa sekolah tidak terhambat.
Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian di Cianjur Senin, mengatakan sudah mendapat laporan putusnya jembatan gantung penghubung Kecamatan Cijati dan Kecamatan Kadupandak, sehingga membuat warga dan anak sekolah terpaksa menggunakan rakit untuk menyeberang.
"Kami pastikan perbaikan jembatan penghubung Desa Sukamahi, Kecamatan Cijati dengan Desa Neglasari, Kecamatan Kadupandak diperbaiki pada tahun 2026, agar aktivitas terutama pendidikan kembali normal," katanya.
Anggaran yang digunakan berasal dari Pemkab Cianjur dan bantuan Provinsi Jawa Barat, sehingga di tahun depan jembatan yang menjadi akses penghubung utama antar desa dan kecamatan di wilayah ter-ujung Cianjur sudah dapat dilalui normal.
Pihaknya berharap pembangunan kembali jembatan yang putus dapat dilakukan dengan cepat, sehingga ratusan siswa tidak perlu lagi menggunakan rakit untuk pergi dan pulang sekolah karena dapat mengancam keselamatan.
"Kami berharap pembangunan kembali jembatan yang putus dapat tuntas dengan cepat, sehingga aktivitas warga terutama anak sekolah tidak lagi menggunakan rakit menyeberangi sungai," katanya.
Sementara akibat putusnya jembatan gantung penghubung utama desa dan kecamatan di Kecamatan Cijati tahun 2021 yang tidak kunjung diperbaiki, membuat ratusan siswa yang hendak berangkat sekolah ke wilayah Kadupandak terpaksa menggunakan rakit.
Meski ada jalan alternatif namun membuat jarak tempuh menjadi lama, sehingga warga terutama anak sekolah memilih naik rakit menyeberang sungai agar cepat sampai dengan resiko tidak dapat pulang atau pergi sekolah ketika debit air tinggi dan deras.
"Karena melintas dengan rakit lebih cepat namun resiko-nya tinggi, kalau memilih jalan alternatif jarak tempuh cukup jauh dan lama, harapan kami jembatan segera diperbaiki agar aktivitas warga tidak terhambat," kata Kepala Desa Sukamahi Mahidin.
Dia menjelaskan jembatan gantung yang dibangun tahun 2007 itu, putus akibat bencana alam tahun 2021, hingga saat ini belum mendapat perbaikan, meski pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke Pemkab Cianjur melalui dinas terkait.
"Kalau tidak hujan masih aman melintas dengan rakit, kalau sedang hujan debit air tinggi dan deras, sehingga tidak jarang warga kami terpaksa menginap di Desa Neglasari, Kecamatan Kadupandak karena beresiko kalau menyeberang," katanya.
