Di tengah memberikan sambutan, Ded Mulyadi mengajak seorang bocah asal Kota Bandung untuk berdialog. Ia mengajak bocah tersebut untuk mengubah kebiasaan pascabulan puasa Ramadan.
"Dalam tradisi Islam kultural itu mengenal yang namanya bedug, dan bedug itu pertanda bagi kegiatan-kegiatan spiritualitas yang memasuki hari ganjil. Jadi kalau puasa masuk ke 21 hari, itu biasanya mulai mendulag. Nah ini ditandai dengan upacara saling memberi, orang memotong ayam, memotong kambing, bahkan sapi. Dan strata sosial pada saat itu tidak ada si kaya dan si miskin," ucap Dedi saat sambutan.
Namun begitu, ia menuturkan saat ini pendidikan semakin baik, tingkat ekonomi semakin baik, dan strata sosial semakin baik, justru terbalik zamannya. Karenanya di momen hari Lebaran ini dia mengajak warga Jabar untuk lebih beradab dan bermartabat.
"Rata-rata dari banyak orang banyak yang merasa miskin, dia protes manakala tidak kebagian paket bantuan sosial, bantuan sembako, dan bantuan gratis. Maka dengan momentum menyambut 1 Syawal ini adalah momentum menuju perubahan, dan saya ingin menjadikan manusia Jawa Barat yang beradab dan bermartabat," ujar dia.