Mencegah judi daring mengakar di "Kota Wali"
Oleh Fathnur Rohman Rabu, 9 Oktober 2024 17:09 WIB
Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas grup mulai menurun. Anwar merasakan grup itu mulai kehilangan arah. Hingga akhirnya, pada 2024, sesuatu yang baru dan jauh lebih mengkhawatirkan muncul, yakni fenomena perjudian daring.
Ia tak bisa menutupi kegelisahannya melihat bagaimana judi daring menyusup ke dalam ruang-ruang digital masyarakat.
Setiap hari, Anwar melihat iklan judi daring bertebaran. Mulai dari pesan singkat yang masuk ke ponsel tanpa henti hingga advertensi di media sosial yang sangat mengkhawatirkan.
Bahkan, ia menemukan konten yang menggunakan wajah artis terkenal, diedit menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mempromosikan situs judi.
“Bayangkan, kita buka sosial media untuk hiburan, tapi yang kita lihat malah iklan judi. Ini sudah terlalu jauh,” ungkapnya.
Momentum untuk mengubah arah grup ini tiba, ketika Anwar membaca berita tentang seorang kepala desa yang menggunakan zakat fitrah untuk berjudi daring.
Berita itu begitu mengejutkan baginya. Saat itulah ia memutuskan, grup yang telah lama vakum ini harus dihidupkan kembali, tetapi dengan tujuan yang berbeda.
Pada April 2024, Anwar secara resmi mengubah nama dan fokus dari isi unggahan di ruang digital tersebut.
Grup yang dulunya menjadi tempat edukasi untuk para pencari kerja, kini bertransformasi menjadi ruang diskusi dan dukungan bagi mereka yang resah dengan maraknya judi daring.
Anwar tidak sendirian dalam mengelola grup ini. Bersama beberapa admin lainnya, ia menjaga komunitasnya tetap aman dan privat.