"Jadi satu pekan itu butuh satu kaleng setengah susu dengan ukuran 400 gram per kaleng, jadi katakanlah sepekan sekitar Rp500 ribu, itu lumayan harganya untuk keluarga yang tidak mampu, kalau keluarga yang mampu, hal seperti itu barangkali tidak masalah," katanya.
Kepala Kelompok Staf Medis (KSM) Anak sekaligus penanggungjawab pasien, dr Mustakim menambahkan, pihaknya sudah menerima pasien sejak 12 April lalu dalam kondisi sudah dehidrasi serta mengalami gagal tumbuh yaitu terjadi penurunan berat badan secara drastis hingga 2,6 kg.
Setelah menerima pasien tersebut, kata dia, pihaknya melakukan upaya untuk menstabilkan kondisi bayi, dan diberikan susu khusus yang tidak membuat dirinya alergi.
"Harus diberikan susu khusus, susu untuk keperluan gizi khusus ini memang terdiri dari asam amino saja, kalau istilahnya protein dalam susu itu sudah dipecah-pecah, sehingga dia bisa ditolerir oleh tubuhnya," kata Mustakim.
Ia menyampaikan kondisi bayi tersebut saat ini sudah menunjukkan perkembangan yang bagus karena ada kenaikan berat badan dari 2,6 menjadi 3,2 kg dalam kurun waktu sepekan dalam perawatan.
"Setelah kami rawat selama satu pekan, pasien ini ada kenaikan berat badan dari 2,6 sampai 3,2 kg," katanya.
Direktur RSUD dr Slamet Garut, Husodo Dewo Adi menyatakan, kondisi dari bayi gagal tumbuh tersebut saat ini sudah jauh lebih baik dengan telah menunjukkannya berat badan.
"Kita tinjau perkembangannya kalau sudah tidak ada mual, muntah, ini kondisinya stabil hingga tiga hari lagi, ini sudah bisa pulang," katanya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Garut jamin perawatan bayi yang gagal tumbuh di RSUD
Pemkab Garut beri jaminan perawatan bayi yang gagal tumbuh di RSUD
Kamis, 27 April 2023 21:27 WIB