"Gagasan bahwa apa yang kita makan dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental kita bukanlah hal yang mengejutkan," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran Hindustan Times pada Sabtu.
"Namun, baru-baru ini penelitian ilmiah dan klinis menunjukkan hubungan kuat antara mengonsumsi makanan olahan dan gangguan kesehatan mental. Perubahan pada mitokondria kemungkinan menjadi penghubung antara kedua faktor ini," katanya.
Dalam siniar dengan psikiater Chris Palmer dari Harvard pada 4 April 2025, dia mengemukakan bahwa ada banyak data yang menunjukkan makanan dengan proses pengolahan minimal lebih baik untuk kesehatan mental dibandingkan makanan yang melalui banyak proses pengolahan.
'Tentu saja hasil seperti ini bersifat korelatif. Ada banyak masalah gaya hidup yang mungkin menyertai konsumsi makanan olahan atau penghindaran makanan semacam itu," katanya.
Baca juga: Konsumsi makanan ultra-proses dapat memicu psoriasis
Baca juga: Makanan ultra proses tingkatkan risiko gangguan autoimun pencernaan