"Yang curah itu (minyak goreng) sudah turun dari Rp17.600 ke Rp14.000 di pasaran," kata Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Rabu.
Baca juga: Ridwan Kamil lepas ekspor kopi Garut ke Belanda senilai Rp 4 miliar
Ia menuturkan jajarannya bersama Kejaksaan Negeri Garut telah meninjau ketersediaan barang minyak goreng curah maupun kemasan di sejumlah pasar tradisional dan modern.
Khusus minyak goreng curah, kata Gania, dari sejumlah penyuplai dilaporkan tersedia cukup banyak dan harganya dipastikan lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa hari lalu pada kisaran Rp17.000 per liter.
"Suplainya sudah banyak tiap pasar, kita sudah melakukan sidak sama Ibu Kajari, beliau sangat tegas kalau sudah ada langsung keluar, ada keluar, jadi sudah turun," katanya.
Terkait minyak goreng curah yang ditetapkan oleh pemerintah pusat harga eceran tertingginya Rp11.500 per liter, kata Gania, selama ini belum bisa dilaksanakan, karena pemerintah daerah masih menunggu keputusan dari pusat.
"Minyak goreng curah masih belum HET di Garut," katanya.
Sementara itu, minyak goreng kemasan di Garut, kata Gania, tetap mendapatkan pasokan yang penjualannya ke seluruh pasar modern atau minimarket dan pasar swalayan dengan harga Rp14.000 per liter.
Namun pendistribusiannya, kata dia, masih dibatasi dan diatur setiap wilayah agar semua masyarakat di seluruh kecamatan Kabupaten Garut terbagi rata.
"Jadi sekarang memang ada antrean penyediaan minyak goreng, dan itu memang ada minyaknya," kata Gania.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut kembali perketat kegiatan masyarakat di PPKM Level 3
Ia menambahkan hasil peninjauan dan wawancara dengan sejumlah pedagang makanan di Garut banyak yang mengaku tidak kesulitan lagi minyak goreng, sehingga usahanya tetap berjalan.
"Kami keliling di Pasar Ceplak (kawasan kuliner malam) mereka tidak mengeluh, yang penting bagi mereka tersedia, jangan langka," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek latih komunitas film di Kabupaten Garut untuk jadi sineas profesional