Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama jajaran Forkopimda dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkoordinasi guna mengantisipasi tingginya potensi bencana hidrometeorologi yang dalam 10 tahun terakhir merupakan daerah tertinggi kedua secara nasional.
"Hari ini kita melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi. Jawa Barat duluan karena 10 tahun terakhir potensi bencana hidrometeorologi basahnya tertinggi kedua dengan kontur alam yang ada, menjadikan tinggi ancaman banjir, tanah longsor dan lainnya," kata Kepala BNPB Suharyanto di Gedung Pakuan Bandung, Jumat.
Baca juga: BNPB meminta Kabupaten Bandung perbanyak satuan pendidikan aman bencana
Rapat koordinasi yang juga melibatkan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat ini, kata Suharyanto, adalah untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah menghadapi cuaca ekstrem yang biasanya terjadi di akhir tahun.
"Sehingga daerah melalui BPBD itu sudah bisa mengambil langkah duluan untuk penanggulangan bencana yang terjadi," ujar dia.
Karena, lanjut Suharyanto, dengan medan yang dimiliki, Jawa Barat memiliki potensi besar terjadinya bencana jika sudah diguyur hujan deras, sehingga butuh kehati-hatian dan kewaspadaan semua pihak.
"Ini sudah masuk November dan kita tahu sekarang di Sukabumi ada longsor, di Cianjur ada gerakan tanah, di Karawang sudah ada banjir, dan yang besar adalah di Kabupaten Bandung ada banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot. Kita sudah antisipasi dengan melaksanakan rapat koordinasi di beberapa titik di Jawa Barat," ujarnya.
Jabar dan BNPB koordinasi antisipasi tingginya potensi bencana
Jumat, 29 November 2024 17:05 WIB