Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelontorkan hingga sekitar Rp121 miliar dari dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk operasionalkan Metro Jabar Trans (MJT) sepanjang 2025, dengan tahun 2026 mendatang mereka meminta ada berbagi beban (sharing) dengan pemerintah kabupaten/kota Cekungan Bandung.
Plh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jabar Ade Afriandi mengatakan dana operasional tersebut untuk operasional 85 unit bus, yang meliputi subsidi tarif, BBM, listrik (Bus Listrik) sopir, sarana prasarana dan pemeliharaan armada.
"Untuk operasional setahun itu Rp121 miliar, tahun yang akan datang harus ada pembagian oleh kabupaten/kota yang Bandung Raya," kata Ade di Bandung, Kamis.
Skema sharing ini, kata dia, masih dalam perhitungan dan akan diputuskan oleh masing-masing kepala daerah terpilih di wilayah cekungan Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Jatinangor (Sumedang).
"Nanti di akhir 2025 tentu harus dipersiapkan anggaran yang sharing nanti untuk 2026," ucapnya.
Ade mengatakan Bus Rapid Transit (BRT) yang dulunya bernama Trans Metro Pasundan dengan tarif Rp4.900 untuk umum dan Rp2.000 untuk pelajar dan lansia ini, diproyeksikan dapat mengangkut sekitar 17.848 penumpang yang diprediksi terus mengalami peningkatan seiring dengan penyempurnaan BRT hingga 2027.
"Itu dibangun 2025 secara bertahap. Jadi dari mulai jalan, halte, rambu-rambu, depo, kemudian sistemnya. Jadi, turun di mana, naik di mana, kita sudah tahu jam berapa dan sebagainya," katanya.
Jabar gelontorkan Rp121 miliar untuk MJT tapi 2026 harus sharing dengan Bandung Raya
Kamis, 2 Januari 2025 19:10 WIB