Sukabumi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat kerugian akibat bencana sepanjang 2024 di daerah ini mencapai Rp180 miliar.
"Besarnya nilai kerugian dampak bencana yang terjadi pada tahun 2024 dikarenakan jumlah bangunan dan fasilitas yang rusak seperti rumah, sekolah, tempat ibadah, jembatan, jalan, dan lahan pertanian," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi, Jumat.
Disebutkan bahwa bangunan yang rusak akibat bencana untuk rumah rusak ringan sebanyak 4.027 unit, rusak sedang 2.081 unit, dan rusak berat 3.483 unit. Sementara itu, rumah terancam 660 unit dan rumah yang terendam banjir 1.602 unit.
Selanjutnya fasilitas umum dan sosial sebanyak 452 unit dan lahan pertanian seperti sawah dan kebun yang terkena dampak bencana seluas 2.175,6 hektare.
Menurut dia, ribuan rumah dan ratusan fasilitas serta ribuan hektare lahan pertanian itu terdampak banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan angin kencang.
Untuk kejadian tanah longsor sepanjang 2024, kata dia, sebanyak 359 kejadian, banjir 296 kejadian, angin kencang 42 kejadian, dan pergerakan tanah 792 kejadian.
Medi menyebutkan jumlah warga yang terdampak sebanyak 9.634 kepala keluarga atau 23.346 jiwa, mengungsi 2.312 kepala keluarga atau 7.834 jiwa, dan terancam 574 kepala keluarga atau 1.526 jiwa serta 10 korban meninggal dan dua korban dinyatakan hilang atau tidak ditemukan.
Kejadian bencana tersebut, kata dia, tersebar di 42 dan 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
"Penanganan penyintas bencana sudah dan sedang dilaksanakan sama halnya perbaikan sarana yang rusak," tambahnya.
Untuk perbaikan bangunan yang rusak, kata Medi, tengah dilakukan pemkab setempat yang dibantu oleh Pemprov Jabar serta pemerintah pusat.