Beirut (ANTARA) - Tentara Israel gagal mencapai tujuan dalam perang melawan para pejuang Hizbullah yang dimulai pada Oktober 2023, demikian pernyataan kelompok Lebanon tersebut.
Pada Rabu pukul 02:00 GMT (09.00 WIB), perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai berlaku.
"Perlawanan yang mulia... telah terus berjuang dengan pengorbanan selama lebih dari 13 bulan dan berhasil meraih kemenangan atas musuh... Kata terakhir disampaikan di medan pertempuran, di mana para pejuang dengan gigih berhasil menggagalkan rencana musuh dan memberikan kekalahan pada tentara mereka (Israel)," demikian isi pernyataan Hizbullah pada Rabu (27/11).
Sejak Oktober 2023, pejuang Hizbullah telah melancarkan 4.637 operasi terhadap pasukan Israel.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa sejak 17 September tahun ini, kelompok itu melaksanakan rata-rata 23 operasi per hari.
"Serangan-serangan tersebut menargetkan markas militer musuh, kota-kota, dan permukiman Israel, baik di perbatasan Israel maupun di luar Tel Aviv. Selain itu, Hizbullah berhasil melakukan serangan strategis dan menunjukkan perlawanan heroik terhadap upaya operasi darat di wilayah Lebanon," lanjut pernyataan itu.
Hizbullah menegaskan bahwa para pejuangnya tetap dalam kesiapan tempur penuh untuk menghadapi kemungkinan serangan dari Israel.
Pada Selasa (26/11) malam, kabinet Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon melalui suara mayoritas mutlak.