Jakarta (ANTARA) - Perawatan luka pada pasien diabetes memerlukan perhatian khusus agar penyembuhan dapat berjalan optimal, dan menurut Dokter Spesialis Bedah Vaskuler RSUI Dr. Med. dr. Nyityasmono Tri Nugroho, Sp.B. Subsp.BVE(K) ada beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan dalam perawatan luka penderita diabetes.
“Prinsipnya luka itu dia harus lembab dan steril, atau bersih, tidak harus steril tapi harus bersih dan bebas dari kuman, kedua, sirkulasinya harus bagus, jadi aliran pembuluh darahnya harus bagus, jika hal ini sudah terpenuhi obat luka apa pun bisa (diberikan),” kata dia pada seminar daring, Rabu.
Kebersihan luka sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat memperlambat proses penyembuhan.
Sirkulasi darah yang baik juga sangat krusial, sebab, Nugroho menyebut, pembuluh darah yang sehat akan memastikan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup ke area luka, mendukung proses penyembuhan.
Selanjutnya, kondisi tubuh pasien secara keseluruhan, terutama kadar gula darah dan status gizi, juga mempengaruhi kesembuhan luka.
Untuk mempercepat penyembuhan luka, penderita diabetes bisa menggunakan berbagai bahan seperti PRP (Platelet-Rich Plasma), asam hialuronat, madu, atau menggunakan kasa dengan larutan natrium klorida (NACL).
“Kalau zaman dulu mungkin kita bisa pakai kasa NACL saja, kasa lembab. Tapi ternyata sekarang banyak perkembangan, kita bisa menggunakan asam hialuronat, kita bisa menggunakan madu, kita bisa menggunakan PRP,” ujar Nugroho.
PRP kini semakin populer digunakan untuk perawatan luka pada pasien dengan luka diabetes, sebab ia dapat mempercepat regenerasi jaringan, menginisiasi pertumbuhan kapiler baru, dan berperan sebagai mekanisme pertahanan pada ulkus diabetikum.
Meskipun efektif dan terbukti melalui berbagai penelitian, penggunaan PRP di Indonesia masih terbatas karena harganya yang relatif mahal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kiat merawat luka pada penderita diabetes