Lebih lanjut, Tri menegaskan bahwa insiden ini harus menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan agar lebih selektif dalam menentukan konsep pertunjukan seni di sekolah.
“Kita tahu di bioskop saja ada batasan usia untuk tontonan tertentu. Seharusnya di sekolah, pertunjukan seperti ini lebih diperhatikan agar tidak membahayakan siswa,” kata dia.
Ia juga mengimbau agar sekolah lebih berhati-hati dalam penggunaan properti berbahaya dalam pentas seni dan menghindari konten yang mengandung unsur kekerasan.
“Kalau bisa dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pentas seni, apapun itu yang ada di dalam sekolah, jangan mencerminkan kekerasan,” kata dia.