Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat resmi meluncurkan program 'Ali Topan Bekasi', sebuah gerakan inisiatif selamatkan pangan yang bertujuan untuk menekan pemborosan pangan di masyarakat daerah itu.
Asisten Daerah (Asda) II pada Setda Kabupaten Bekasi Iwan Ridwan di Cikarang, Kamis, menyatakan, program ini berangkat dari sorotan persoalan serius terkait limbah makanan atau food waste yang harus segera ditangani secara lintas sektor.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, Indonesia menghasilkan limbah makanan sebanyak 23 hingga 48 juta ton per tahun selama periode 2000-2019 atau setara dengan 184 kilogram per kapita.
"Setiap orang menyumbang hampir satu kuintal makanan terbuang setiap tahun sementara masih banyak masyarakat yang mengalami kerawanan pangan," katanya.
Iwan mengaku kondisi serupa terjadi di Kabupaten Bekasi yang memiliki populasi besar dan sejumlah industri makanan sehingga berpotensi menyumbang jumlah limbah makanan secara signifikan.
Ali Topan Bekasi ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mengubah perilaku masyarakat dan memanfaatkan pangan berlebih untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Gerakan ini mengadopsi pendekatan pentahelix yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, media dan komunitas serta semua elemen penyelamatan pangan dengan tujuan utama mencapai zero food loss and waste.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bekasi Iman Santoso menjelaskan Pemkab Bekasi telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Bekasi nomor: 500.1.2.3/S.E-38/DKP/2025 yang menjadi dasar hukum pelaksanaan gerakan ini.