Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa magnitudo 6,3 di Provinsi Bengkulu dini hari tadi bukan dari zona megathrust tapi berasal dari zona intraslab kedalaman 84 kilometer dan tidak berpotensi memicu tsunami.
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut bukan berasal dari zona megathrust atau zona kontak antarlempeng, melainkan dari bagian dalam lempeng yang disebut zona Benioff.
“Karakter gempa intraslab ini memiliki getaran yang kuat tetapi tidak menyebabkan deformasi dasar laut, sehingga tidak menimbulkan tsunami,” kata Daryono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, jenis gempa seperti ini cenderung memiliki "stress drop" tinggi, artinya energi dilepaskan secara tuntas dan biasanya tidak diikuti gempa susulan. Hingga siang ini, belum terdeteksi adanya aftershock.
Wilayah yang paling terdampak berada di Kota Bengkulu, namun getaran juga dirasakan cukup kuat di sejumlah daerah seperti Seluma di Bengkulu hingga Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, dan sebagian wilayah Lampung barat.
Daryono menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena secara ilmiah potensi gempa susulan sangat kecil.