Jakarta (ANTARA) - Pelatih Malut United Imran Nahumarury memiliki tekad besar menjadikan Malut sebagai klub kebanggaan warga Maluku Utara, karena sepak bola di provinsi itu sudah seperti "agama" kedua bagi masyarakat di sana.
"Yang penting klub Malut United bisa menjadi kebanggaan masyarakat Maluku Utara. Karena Maluku Utara sudah lama tenggelam, sudah lama banget setelah Persiter (Ternate). Sepak bola menjadi agama kedua bagi mereka di sana," kata Imran pada jumpa pers pra-pertandingan melawan Persija Jakarta di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Kamis.
Ditunjuk sebagai pelatih Malut pada April 2023, Imran langsung membawa Malut promosi ke Liga 1 pada musim 2023/2024. Tak butuh lama bagi pelatih asal Tulehu, Maluku Tengah itu untuk meracik Malut sebagai tim yang solid di Liga 1.
Pada musim ini, setelah promosi, Malut tak menunggu waktu lama untuk bersaing di papan atas. Setelah sempat kesulitan pada laga-laga awal, mereka perlahan bangkit. Puncaknya hanya menelan satu kali kekalahan dalam 15 pertandingan terakhirnya, dan itu membuat klub berjuluk Laskar Kie Raha tersebut kini berada di posisi ketiga dengan 56 poin.
Ketika ditanya apa kunci suksesnya berada di papan atas, Imran mengatakan dia menerapkan pendekatan kepada pemainnya secara personal. Hal inilah, kata dia, yang membuat Malut bersaing di papan atas di musim pertamanya promosi.
Cara pendekatan ini juga disebut oleh pelatih sementara Persija Ricky Nelson sebagai salah satu faktor kunci penampilan Malut musim ini. Ricky menyebut Imran sebagai pelatih bisa membuat chemistry di dalam tim sangat bagus.
"Saya pikir sepak bola itu tak hanya bicara taktikal, tapi kita bicara psikologis. Itu yang coba saya terapkan buat para pemain, pendekatan di luar taktikal. Itu yang membuat kita berjalan dan berada di fase ini," jelas pelatih 46 tahun itu.