Menurutnya masih banyak hal yang harus dicontoh dari kepedulian warga adat Kampung Naga tentang menyambut pesta demokrasi yang tidak hanya menjaga kerukunan dan saling menghargai, tapi juga antusias partisipasi untuk menyalurkan hak suaranya.
Antusias warga adat dalam berpartisipasi menyalurkan hak suaranya patut dicontoh sebagai upaya memilih pemimpin yang berkualitas, pemimpin yang dipilih secara demokratis dari suara banyak rakyat yang tulus, seperti halnya warga adat Kampung Naga, siapapun yang menang, tidak banyak menuntut, kecuali menjadi pemimpin yang amanah.
"Mungkin masyarakat di luar sana bisa belajar dari kampung sini, Kampung Naga, dengan kearifannya, mereka sangat menjunjung tinggi perbedaan, kemudian juga mereka bisa menghargai proses-proses yang dilakukan, termasuk proses politik," kata Hedi.
Semangat warga adat Kampung Naga itu tentunya bisa menjadi penggerak bagi warga lainnya dalam menerapkan budaya leluhur yang memiliki nilai-nilai selaras dengan demokrasi semisal nilai tentang "silih asih, silih asah, dan silih asuh". Artinya, saling menyayangi, belajar, dan peduli.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Suara damai untuk pesta demokrasi dari Kampung Naga