PT Migas Utama Jabar (MUJ) ,BUMD milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, ikut serta dalam membangun ekosistem energi bersih di Jawa Barat, yakni menjadi bagian terdepan dalam penyediaan infrastruktur electric vehicles charger (EVC) di Jawa Barat.
"MUJ sebagai holding perusahaan energi telah sukses menjadi pioner transisi energi di daerah. Saya mengapresiasi BUMD energi Jawa Barat MUJ yang terdepan menyediakan fasilitas ev charging di mana-mana, sebanyak-banyaknya sampai Jawa Barat menjadi juara dalam konversi dan populasi kendaraan listrik," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Bandung, Selasa.
Semenjak ditetapkannya MUJ sebagai holding energi melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 3 Tahun 2022, MUJ sedang merambah ke bisnis energi terbarukan yang dijalankan anak perusahaan PT MUJ Energi Indonesia (MUJI).
Lewat MUJI, perseroan berkomitmen membangun energi bersih sesuai arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil sekaligus ketua ADPMET (Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan).
Sementara itu, Direktur Utama MUJI Ryan Alfian Noor mengatakan dengan mandat tersebut pihaknya sudah menjalankan dengan pemasangan 3 EVC diantaranya di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, Kantor Biro BUMD, Investasi, dan Administrasi Pembangunan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu, Direktur Utama MUJI Ryan Alfian Noor mengatakan dengan mandat tersebut pihaknya sudah menjalankan dengan pemasangan 3 EVC diantaranya di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, Kantor Biro BUMD, Investasi, dan Administrasi Pembangunan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.
Tidak hanya itu, kata Ryan, MUJI juga menjadi penyedia penyewaan mobil listrik untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Perusahaan Daerah atau perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah daerah.
“Seiring dengan semangat Gubernur Jawa Barat untuk percepatan transisi energi dan pemanfaatan potensi EBT di Jawa Barat, MUJI sudah melakukan kerjasama penggunaan EV di lingkungan Pemprov dan pemasangan EV charger di beberapa titik bangunan pemprov (gedung BIA, gedung ESDM, dan gedung BI),” kata Ryan.
Direktur Utama MUJ Begin Troys menambahkan, perubahan bentuk badan hukum yang semula lingkup kegiatan usaha hulu kini meluas ke hilir, hingga energi terbarukan membuat perseroan bisa lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
Terlebih Jawa Barat menjadi satu daerah yang memiliki potensi besar dengan sumber daya energi baru terbarukannya. Pemerintah juga terus menggenjot pengurangan emisi atau Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
“Sejalan dengan bisnis yang MUJ terkait energi bersih, pengurangan emisi sudah dijalankan melalui elektrifikasi di berbagai bidang, dengan begitu MUJ melalui MUJI berkontribusi membangun ekosistem energi bersih,” kata Begin.
Menurut Begin, beberapa proyek berjalan dengan adanya pemasangan PV Rooftop di kantor MUJ dengan kapasitas 20,5 kWp yang menjadi prototipe bisnis MUJI.
Kemudian pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Bersama BUMD Tirta Jabar di Cirompang, Kabupaten Garut dengan kapasitas 8 MW.
“Perusahaan juga terus melakukan pengembangan ke energi lainnya seperti pembangkit listrik yang bersumber dari angin, maupun energi terbarukan lainnya,” kata Begin.
Hal tersebut sebagai upaya MUJ menjadi aktor inisiasi dalam proses transisi energi di Jawa Barat dengan berbagai strategi dan program kerja yang tersingkronisasi antara pengembangan bisnis migas dan EBT dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Jawa Barat.
Harapannya, lanjut Begin, MUJ bisa mewujudkan ketahanan energi melalui fungsi BUMD.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jabar Ai Saadiah menambahkan potensi EBT sangat melimpah dengan perhitungan mencapai 170,4 gigawatt.
Hingga kini baru terhimpun potensi sebesar 0,6 gigawatt dari 24 proyek energi.
"Potensi investasi sekitar Rp25,6 triliun. Ini adalah tantangan pendanaan investasinya sebab tidak mungkin semuanya menggunakan anggaran pemerintah," katanya.
Melalui Forum West Java Energy Forum, di Kota Bandung, menurut Ai, merupakan salah satu upaya untuk mencari jalan keluar atas berbagai masalah yang dihadapi dalam investasi EBT dan mengurai masalah yang ada untuk semakin menarik minat investasi EBT di Jabar.