Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Tasikmalaya meminta perguruan tinggi di Tasikmalaya, Jawa Barat untuk membantu mengatasi permasalahan kasus "stunting" atau anak gagal tumbuh dengan cara menjadi pengasuh maupun melakukan kajian terkait tingkat kenaikan gizinya.
"Dari kampus bisa kita minta bantu untuk menganalisis secara akademis terkait tren kenaikan gizinya," kata Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah saat peluncuran Unsil Peduli Stunting di Gedung Rektorat Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Kamis.
Baca juga: Dinkes Tasikmalaya dalami dugaan campak jangkiti anak-anak
Ia menuturkan saat ini kasus gagal tumbuh pada anak di Kota Tasikmalaya masih sekitar 22 persen atau sebanyak 1.720 anak, angka itu masih di atas rata-rata nasional yaitu sebesar 21 persen.
Cukup banyaknya kasus tersebut, kata dia, maka pemerintah daerah meluncurkan program orang tua asuh oleh kalangan ASN, dan selanjutnya perguruan tinggi juga berperan untuk menjadi pengasuh dalam rangka mengatasi anak yang berstatus "stunting".
"Mahasiswa bisa jadi kakak asuhnya, nanti juga bisa didiskusikan strategi agar anak bebas 'stunting'," kata Cheka.
Ia mengapresiasi adanya upaya Unsil Tasikmalaya yang berupaya membantu pemerintah untuk menanggulangi permasalahan anak gagal tumbuh di Kota Tasikmalaya.