Jakarta (ANTARA) - Natalia tidak menyangka setelah dirumahkan sebagai dampak pandemi, ia dapat berkarya dan mendapatkan pendapatan melalui media sosial. Semua itu dialaminya setelah mendapatkan keterampilan baru melalui pelatihan Kartu Prakerja.
Sebelum menjadi pembuat konten atau content creator di media sosial, dia pernah menjalani beberapa profesi, seperti pegawai toko brand pakaian Muslim populer di Jakarta dan bahkan pernah menjadi pekerja migran Indonesia di Hong Kong sampai dengan 2018.
Pada 2019, setelah pulang ke Tanah Air, dia akhirnya bekerja membantu pengelolaan rumah makan saudaranya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Namun, pandemi membuat perempuan asal Kabupaten Subang itu akhirnya dirumahkan dan kembali menganggur.
Ketika berselancar di dunia maya untuk menemukan pekerjaan yang bisa membantu keuangan keluarganya dia menemukan berita soal Program Kartu Prakerja yang memberikan pelatihan dan insentif.
Natalia mendaftar sebagai peserta Kartu Prakerja ketika Gelombang 6 dibuka pada pertengahan 2020. Meski demikian, dia baru diterima menjadi penerima manfaat pada Gelombang 21 pada 2021.
Perempuan berusia 33 tahun itu kemudian memilih pelatihan menjadi content creator dan pelatihan Bahasa Mandarin. Alasan pemilihan pelatihan itu karena dia ingin serius menjadi pembuat konten yang mendapatkan pendapatan dari media sosial.
Sementara pelatihan Bahasa Mandarin dipilihnya karena melihat penghasilan tinggi penerjemah bahasa asing itu.