Meski demikian, ia menekankan pentingnya pembelajaran kepemimpinan dalam organisasi, di mana seorang pemimpin yang baik harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam posisinya sebagai Sekda Jabar, salah satu ukuran keberhasilan adalah saat mampu menyiapkan suksesor yang siap menggantikannya.
Menurutnya, ini adalah indikator kepemimpinan yang efektif.
"Leaders create leaders. Pemimpin yang hebat bukan hanya memimpin dengan baik, tapi juga mempersiapkan penggantinya," kata dia.
Kepada seluruh jajaran RSUD Al-Ihsan, ia mengingatkan untuk terus berfokus pada tiga faktor utama yang menentukan keberhasilan transformasi budaya kerja, yakni kepemimpinan, sistem, dan nilai.
"Menurut penelitian, leadership (kepemimpinan) berkontribusi sebesar 40 persen dalam keberhasilan sebuah organisasi. Artinya, RSUD Al-Ihsan akan hebat jika mampu mengembangkan ketiga aspek ini dengan baik," ucapnya.
Herman berharap, dengan adanya upaya berkelanjutan dalam transformasi budaya kerja di RSUD Al-Ihsan, rumah sakit ini dapat lebih maju dan memberikan pelayanan yang semakin optimal bagi masyarakat.
"Continuous improvement adalah kunci. Kita tidak boleh berpuas diri. Mari bersama-sama memastikan bahwa RSUD Al-Ihsan menjadi rumah sakit yang lebih baik ke depannya," katanya.
Pemprov Jabar identifikasi potensi calon pimpinan RSUD Al-Ihsan Bandung
Sabtu, 2 November 2024 17:55 WIB