Lembaga pengelola zakat, infak, sedekah dan lainnya yang berfokus pada pendidikan dan teknologi, yakni Rumah Amal Salman bersama para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat puskesmas ramah bencana, di Wilayah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Wilayah tersebut mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 yang menimpa Kabupaten Cianjur, pada tahun 2022.
Baca juga: PMI Sukoharjo salurkan bantuan bagi korban gempa di Cianjur
Baca juga: PMI Sukoharjo salurkan bantuan bagi korban gempa di Cianjur
Perancang puskesmas semi permanen yang juga dosen SAPPK ITB, Prodi Arsitektur, Dr ing Andry Widyowijatnoko, ST MT dalam keterangan tertulis, Rabu, mengatakan bangunan terdiri dari material kayu.
Dibuat semi tunel atau terowongan yang berkembang menjadi vektor kayu dengan dimensi yang sama, sehingga mudah untuk dibangun dalam waktu yang singkat yakni hanya 21 hari.
“Salah satu konstruksi yang mudah diaplikasikan di kondisi gempa seperti ini adalah dengan kayu. Kemudian dikombinasikan dengan papan atau multipleks. Selain itu, material seperti ini memiliki manfaat lebih lama. Ketika puskesmas permanen sudah jadi maka bangunan ini bisa dialih-fungsikan menjadi yang lain,” ujar Andry.
Bangunan puskesmas ini memiliki luas 10 m x 12 m, sehingga cukup untuk menampung berbagai kegiatan puskesmas, seperti, persalinan, pelayanan ibu hamil, bayi, balita, lansia, berobat umum, termasuk ruang IGD dan juga laboratorium.
Andry yang juga mewakili Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB menambahkan, Puskesmas merupakan objek vital di lokasi gempa karena menjadi jantung layanan bagi warga yang membutuhkan untuk berobat.
Pertimbangan bangunan ramah gempa disambut antusias warga yang hendak berobat, alasan itu juga yang membuat pihaknya membuat sebuah struktur yang relatif ringan tapi kuat.