Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menandatangani nota kesepahaman dengan berbagai perguruan tinggi guna mempercepat pengentasan kemiskinan di Jawa Barat (Jabar) agar program yang diberikan lebih terarah, terpadu, berkelanjutan, dan efektif, sehingga kesejahteraan sosial meningkat secara signifikan.
"Kita tahu universitas itu punya lembaga pengabdian masyarakat, dan memang banyak sekali yang sudah mereka lakukan. Tapi kami ingin sekarang ini kerja sama, kemudian nanti direncanakan dengan baik, sesuai dengan kajian yang perguruan tinggi lakukan. Lalu kemudian kita susun intervensinya. Dampingannya itu berkelanjutan," kata Mensos Saifullah Yusuf dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Sabtu.
Perguruan tinggi tersebut yaitu Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi, Universitas Pasundan Bandung, Universitas Islam Bandung, Universitas Khatolik Parahyangan Bandung, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, dan Universitas Maranatha Bandung.
Mensos memberikan contoh bentuk kerja sama yang dilakukan adalah mengerahkan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kampus berfokus di satu desa.
"Kita mulai dari memilih satu desa yang tinggi jumlah masyarakat miskin dan miskin ekstremnya. Setelah itu kita akan susun rencana intervensi secara bersama-sama," katanya.
Menurut Mensos, dalam praktiknya terdapat program potensial yang dapat dikolaborasikan bersama perguruan tinggi, yaitu Program Kampung Anti Miskin dan Sekolah Rakyat.
Khusus pada Program Kampung Anti Miskin, ia menekankan program akan difokuskan pada target penurunan kemiskinan ekstrem yang terdapat di Jabar.
"Sebanyak 52,45 persen penduduk miskin berada di tiga provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kalau kita bisa menurunkan kemiskinan di tiga provinsi itu, termasuk Jawa Barat, kemiskinan nasional bisa diturunkan sebesar 50 persen," kata Mensos.
Ia menambahkan secara nasional target kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen secepat-cepatnya dapat dicapai pada tahun 2025 dan selambatnya tahun 2026.