Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-21, yakni dana abadi perguruan tinggi.
"Kemendikbudristek bekerja sama dengan LPDP menyediakan alokasi pendanaan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi untuk menunjang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) menjadi perguruan tinggi kelas dunia, " ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan Kemendikbudristek dan LPDP akan melakukan pemadanan (matching) terhadap peningkatan dana abadi berupa dana pokok maupun investasi yang berhasil digalang.
Alokasi pendanaan untuk peningkatan PTNBH menuju perguruan tinggi kelas dunia terbagi ke dalam tiga periode alokasi pendanaan program.
Periode pertama, yaitu 2 Juni hingga 31 Desember 2022 dengan total dana Rp445 miliar. Periode kedua yaitu 1 Januari 2023 hingga 31 Desember 2023 dengan total dana Rp350 miliar. Periode ketiga yaitu 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2024 dengan total dana Rp500 miliar.
“Program Dana Abadi Perguruan Tinggi ditargetkan untuk PTNBH sebagai badan hukum yang dapat mengelola aset finansial secara independen. Setiap PTNBH harus memperbesar sumber pendapatannya di luar bantuan pemerintah dan uang kuliah tunggal,” tambah dia.
Selain dana abadi perguruan tinggi, Merdeka Belajar Episode ke-21 juga meluncurkan ekosistem penunjang berupa kebijakan dan sistem guna membangun tata kelola perguruan tinggi yang berdaya saing global.
Kebijakan tersebut meliputi kebijakan dan Sistem Penilaian Angka Kredit Baru, Basis Data dan Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BIMA), Science and Tchnology Index versi 3 (SINTA), serta Sistem WCU Analytics dan PTNBH Analytics.
“Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan pendanaan di pendidikan tinggi karena inovasi hanya dapat tercipta dengan kolaborasi,” imbuh dia.
Manfaatkan produk lokal
Sebelumnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta kepada masyarakat dapat lebih memanfaatkan produk dalam negeri dengan tujuan agar sekolah menengah kejuruan (SMK) bisa menciptakan produk yang lebih inovatif.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wartanto mengatakan penggunaan produk dalam negeri sangat penting agar SMK maupun politeknik tetap bisa menghasilkan produk sesuai kebutuhan. Nantinya, kata dia, akan muncul Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten karena terbiasa membuat produk inovatif.
"Kemudian sekolah, nanti akan bergeser dari teoritis menjadi inovatif, produk yang di hilirisasi. Itu yang dalam pelajaran namanya pembelajaran berbasis kebutuhan dunia industri dan masyarakat," kata Wartanto dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya dorongan terhadap lembaga pendidikan vokasi untuk terus melakukan improvisasi dan inovasi produk dirasa percuma apabila produknya tidak dibeli. Sebab, nantinya mereka menurutnya akan sulit berkembang.
"Selalu produknya nganggur, sehingga akhirnya diharapkan semua membeli produk dalam negeri," kata dia.
Selain meningkatkan kompetensi SDM, kata dia, SMK maupun politeknik juga akan mendapatkan pendapatan dari hasil produk yang dijual. Bahkan, mereka juga akan mampu meningkatkan kualitas pendidikannya.
"Sekarang semua sekolah atau kampus dari pemerintah semua kan dananya. Padahal ada SDM hebat, teknologi hebat, ada sarana dan prasarana yang hebat. Kalau itu dipadukan, pasti produktivitasnya tinggi," katanya. Adapun pada Kamis (23/6) Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat, menggelar kegiatan Gelar Vokasi Tahun 2022.
Gelaran tersebut dilakukan untuk mempertemukan dunia usaha dan dunia industri berbasis sekolah vokasi. Pada kegiatan tersebut, ditampilkan berbagai produk buatan dari siswa-siswa SMK, mulai dari perangkat elektronik, hingga mesin.
Dia pun menilai sejauh ini kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar. Sehingga menurutnya penggunaan produk dalam negeri harus dilakukan.
"Jangan sampai kita hanya jadi penonton dan justru memakmurkan negara lain karena produknya kita beli. Kalau kita ingin memakmurkan Indonesia, beli produk dalam negeri. Itu ending yang paling luar biasa," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek luncurkan dana abadi perguruan tinggi
Dana abadi perguruan tinggi resmi diluncurkan Kemendikbudristek
Senin, 27 Juni 2022 13:32 WIB