Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebut Festival Kuliner Jalur Rempah (FKJR) Sarumban 2024 di Kota Cirebon, Jawa Barat, menjadi ajang untuk mengangkat sejarah kejayaan kemaritiman Indonesia, khususnya di pantai utara (Pantura).
“Warisan budaya tersebut dijahit untuk membentuk narasi jalur rempah. Cirebon menjadi bagian pentingnya,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti dalam keterangannya di Cirebon, Sabtu.
Irini menjelaskan festival tersebut merupakan salah satu kegiatan dari program Jalur Rempah, yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.
Program ini, kata dia, berjalan sejak tahun 2020, dengan tujuan merawat warisan budaya kebaharian di Nusantara, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Menurut Irini, keragaman kebudayaan di Indonesia tidak lepas dari jalur rempah. Selain mengangkat jati diri bangsa, program ini bisa memberikan solusi untuk pelestarian warisan budaya dan sejarah pada masa sekarang.
Ia mengatakan program Jalur Rempah mendorong kemandirian berbasis kebudayaan dan kearifan lokal setempat, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jalur Rempah erat kaitannya dengan perdagangan masa lalu yang digagas oleh nenek moyang kita. Hal ini membentuk akulturasi budaya, pertukaran ilmu, hingga agama,” ujarnya.
Ia menyampaikan terdapat lima pilar utama pada program Jalur Rempah, yaitu mencakup aspek kesejarahan, kesenian, kuliner, wastra, dan literasi atau manuskrip.