Presiden Joko Widodo menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada almarhum KH Ali Manshur Shiddiq dan almarhum Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli).
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Kamis, pihaknya menjelaskan Bintang Budaya Parama Dharma adalah tanda kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang telah menyumbangkan nilai-nilai luhur sebagai darma baktinya dalam bidang kebudayaan.
Adapun kedua penerima tanda kehormatan tersebut diusulkan kepada Presiden oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia.
“Pemberian tanda kehormatan ini merupakan wujud apresiasi tertinggi pemerintah kepada para budayawan yang memiliki dampak besar bagi ekosistem kebudayaan Indonesia. Sekaligus menjadi bentuk nyata dari pengakuan negara terhadap dedikasi mereka dalam melestarikan dan memajukan warisan budaya bangsa,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid.
Ia menerangkan KH Ali Manshur Shiddiq adalah sosok ulama kharismatik asal Jawa Timur yang dikenal atas jasanya dalam menciptakan Sholawat Badar. Kala itu, Sholawat Badar merupakan alat perjuangan untuk mencegah menguatnya paham komunisme di tengah berkembang luasnya lagu “Genjer-Genjer” yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sholawat Badar juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) dari Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022. Selain sering dilantunkan dalam berbagai ritual keagamaan di tengah kehidupan masyarakat Muslim, khususnya NU, Sholawat Badar juga memiliki fungsi kultural sebagai salah satu basis pandangan dunia dalam mempersepsi dan memaknai konsep ketuhanan serta laku kehidupan.
Harry Roesli
Harry Roesli
Adapun Harry Roesli yang dikenal dengan julukan Si Bengal dari Bandung merupakan sosok seniman nyentrik yang telah melahirkan banyak karya fenomenal dalam jagat musik Indonesia.
Selain kemampuannya meracik lirik yang sarat kritik sosial, ia juga dikenal atas kepeduliannya terhadap kaum marginal, seperti anak-anak dan pengamen jalanan yang membuat hatinya tergerak untuk menciptakan wadah komunitas kreatif sebagai ruang berekspresi, berdiskusi dan berkarya di bidang seni musik sehingga ara seniman jalanan mendapat pengakuan dan bahkan hidup layak di tengah masyarakat.
Atas dasar itulah, Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) didirikan pada tahun 1981 di kediamannya yang selalu ramai dengan aktivitas berkesenian oleh berbagai generasi dan lapisan masyarakat. Harry juga menginisiasi pendirian jurusan pendidikan seni musik di IKIP Bandung (UPI Bandung) pada tahun 1982 dan jurusan seni musik di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan pada tahun 1999.
Atas dasar itulah, Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) didirikan pada tahun 1981 di kediamannya yang selalu ramai dengan aktivitas berkesenian oleh berbagai generasi dan lapisan masyarakat. Harry juga menginisiasi pendirian jurusan pendidikan seni musik di IKIP Bandung (UPI Bandung) pada tahun 1982 dan jurusan seni musik di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan pada tahun 1999.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KH Ali Manshur Shiddiq dan Harry Roesli terima Tanda Kehormatan