Jakarta (ANTARA) - Praktisi pesantren yang juga Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) M Najih Arromadloni (Gus Najih) meminta masyarakat untuk waspada dan selektif dalam memilih pesantren untuk pendidikan putra-putrinya.
Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation itu dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Sabtu, menyayangkan fenomena kemunculan pesantren-pesantren baru yang hanya secara formalitas mengambil nama pesantren, tetapi kurikulum, sistem pendidikan dan bahkan pembelajaran kitab kuning tidak disertakan di dalamnya.
Fakta inilah yang membuat semua pihak harus waspadai institusi pendidikan yang berkedok pesantren.
“Hal ini agar terbangun kewaspadaan dari semua pihak, baik itu stakeholder pemerintah maupun masyarakat. Intinya masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pesantren,” jelas Gus Najih, panggilan karibnya.
Ia mengungkapkan, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian masyarakat, orang tua dan calon santri dalam memilih pesantren di tengah makin banyaknya bermunculan pesantren di negeri ini.
“Harus dilihat dulu sanad atau tradisi keilmuannya ke mana,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu diteliti juga terkait afiliasi pesantren tersebut dengan organisasi masyarakat (ormas). Juga keterbukaan pesantren dengan masyarakat sekitar menjadi poin yang harus diperhatikan guna menghindari kecurigaan pesantren tersebut bersifat eksklusif. Perlu juga dilihat track record atau rekam jejak dari pesantren tersebut.
Sekretaris BPET MUI Gus Najih minta masyarakat selektif memilih pesantren
Sabtu, 5 Februari 2022 11:59 WIB