Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ingin memastikan bahwa tidak ada lagi penjualan hewan kurban yang dilakukan di trotoar atau pinggir jalan karena selain mengganggu hak pejalan kaki, penjualan hewan kurban di trotoar juga dinilai mengurangi keindahan kota.
Keinginannya tersebut tertuang dalam surat edaran kepada kepala daerah 27 kabupaten/kota di Jawa Barat terkait manajemen kurban yang dikeluarkan di Bandung, Rabu.
"Hari ini saya akan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur untuk para bupati dan wali kota, saya ingin manajemen kurban yang lebih baik tahun ini. Pertama, tidak boleh ada penjualan hewan kurban yang mengganggu ketertiban umum dengan cara difasilitasi di lapangan, jangan di trotoar yang mengganggu hak pejalan kaki," kata Ridwan usai di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu.
Dalam surat edaran itu, ia mewajibkan konversi penggunaan kantong kresek untuk daging kurban menjadi besek atau daun pisang.
"Saya kira itu budaya daerah yang layak untuk dikembangkan," kata dia.
Untuk memaksimalkan penjualan dan memfasilitiasi para muzaki (orang yang wajib membayar zakat) yang terbiasa berbelanja daring, dia menyebut akan memfasilitasi hal tersebut.
Selain itu, dia ingin pembagian daging kurban dilakukan secara merata. Menurutnya pembagian daging tidak hanya ada di perkotaan, melainkan harus merata hingga perdesaan yang membutuhkan.
"Pastikan saat distribusinya ada kemerataan, jangan bertumpuk di kota, tapi daging yang dipotong di kota di distribusikan ke pelosok, seperti wilayah Jabar selatan yang lebih membutuhkan," katanya.
Aman dan Sehat
Sebanyak 174 orang pemeriksa kesehatan hewan kurban resmi dilepas pada Rabu oleh Gubernur Jawa Barat itu. Mereka yang terdiri dari para dokter PDHI Jabar, mahasiswa kedokteran Unpad, hingga dinas terkait itu bertugas memastikan keamanan, kesehatan, dan kehalalan hewan kurban.
Tim tersebut bakal melakukan pemeriksaan hewan kurban sejak H-14 hingga pelaksanaan pemotongan. Mereka juga telah memberikan pelatihan kepada 1.800 pengurus DKM dan panitia pemotongan kurban.
Gubernur yang akrab disapa Emil itu berharap proses kurban saat perayaan Idul Adha 1440 Hijriyah di Jabar berjalan lancar. Setiap tahunnya, rata-rata Jabar menyiapkan hewan kurban sebanyak seperempat juta ekor.
"Saya ingin tahun ini proses kurban lancar karena itu semua hewan harus dipastikan sehat, aman dan halal. Hewan masih didominasi oleh domba, kemudian sapi dan kambing," kata Emil.
Menurutnya, jumlah hewan kurban yang banyak ini merupakan indikasi ekonomi daerah Jawa Barat membaik. Jumlah muslim di Jabar sendiri berjumlah 45 juta orang lebih dari hampir mendekati total jumlah penduduk sebanyak 50 juta jiwa.
Dia mengatakan, per April 2019 jumlah warga miskin di Jabar berkurang sebanyak 230 ribu. Dengan demikian, ia berharap kesejahteraan masyarakat semakin meningkat sehingga jumlah hewan kurban makin banyak dan penerima bisa semakin berkurang.
"Saya laporkan juga per April 2019 jumlah warga miskin di Jabar berkurang 230 ribu. Jadi ini adalah sebuah progres yang kalau dihubungkan dengan kurban ada korelasinya, mudah-mudahan makin hari tingkat kesejahteraan masyarakat makin meningkat dengan kurban yang makin banyak dan berkurangnya penerima kurban," katanya.
Baca juga: Perjalanan Gubernur Ridwan Kamil meyakinkan investor Inggris
Baca juga: Dinas siapkan 880 petugas pemeriksa hewan kurban di Jabar