Ia membuat empat penyelamatan saat meraih kemenangan 2-1 di San Siro atas tuan rumah AC Milan. Empat penyelamatan kembali ia lakukan saat Cremonese mengatasi timnya Jay Idzes, Sassuolo, dengan skor 3-2. Di dua laga berikutnya, Emil melakukan total 12 penyelamatan untuk membawa masing-masing satu poin dari melawan Hellas Verona dan Parma.
Absennya Emil membuat Maarten Paes digadang-gadang akan menjaga gawang Garuda. Masalahnya, kebugaran kiper FC Dallas itu bisa saja masih menjadi pertanyaan sebab dia sudah absen sejak Agustus karena cedera.
Kendati demikian, akan menjadi poin positif jika Maarten kembali tampil. Pasalnya, ia memiliki memori indah di King Abdullah Sport City, karena di stadion itulah debutnya bersama Indonesia terjadi. Ketika itu, debutnya mempersembahkan satu poin penting untuk Indonesia, dengan tiga penyelamatan yang dilakukannya, termasuk penalti Salem Al-Dawsari.
Soal komposisi pemain, tak hanya dipusingkan di lini belakang, Kluivert juga terancam tak bisa memaksimalkan potensi Ole Romeny di lini depan karena diragukan tampil, menyusul baru sembuh dari cedera.
Ole belum pernah bermain untuk Oxford United sejak menderita cedera pada bulan Juli di Piala Presiden 2025. Hal ini membuat ketersediaannya sebagai pemain starter menjadi tanda tanya besar.
Tentu, ini sebuah kerugian mengingat Ole adalah satu-satunya pemain yang bisa mencetak gol untuk Indonesia di era Kluivert pada babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Dari tiga gol yang dicetak Garuda, semuanya diborong oleh striker 25 tahun tersebut.
Pada akhirnya, memang banyak ujian yang harus dihadapi Indonesia untuk menuju panggung besar Piala Dunia. Mulai dari cedera pemain inti, perjalanan jauh ribuan kilometer, hingga ancaman subjektivitas dari pengadil lapangan.
Oleh karena itu, yang dilawan Indonesia di Jeddah nanti bukan hanya Saudi dan Irak, namun juga kemustahilan. Demi mimpi Piala Dunia 2026 terwujud, Kluivert meminta semua elemen mendukung tim Garuda tanpa terkecuali.
"Bukan hanya Garuda Fans, namun segenap negeri harus berdiri di belakang kami. Kami melakukan yang terbaik untuk tampil di level tertinggi, dan untuk mempersiapkan para pemain sebaik mungkin. Dan insya Allah kami siap membuat negara bangga kepada kami,” ucap Kluivert, yang pernah mencicipi panggung Piala Dunia satu kali sebagai pemain pada 1998.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Melawan kemustahilan di Jeddah
