Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Tasikmalaya Jawa Barat memanfaatkan lahan kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ciangir dengan ditanami pohon bambu, sebagai upaya menciptakan ruang hijau agar nanti bisa menyerap dan menahan air tanah.
"Kami akan mengembalikan TPA ini menjadi hijau, menyediakan cadangan air tanah supaya menyerap air hujan lebih banyak," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya Deni Diyana saat memperingati Hari Bumi Sedunia di TPA Sampah Ciangir Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, Selasa.
Ia menjelaskan, Pemkot Tasikmalaya memperingati Hari Bumi Sedunia dengan menggelar beberapa kegiatan, di antaranya menanam pohon serentak di sejumlah tempat, termasuk saat ini menanam pohon bambu di kawasan lahan TPA Ciangir.
Lahan TPA Ciangir yang ditanami pohon bambu itu, kata dia, merupakan lahan yang sebelumnya sudah ditimbun tanah setinggi 10 sampai 11 meter sebagai tahapan rencana penghijauan di daerah itu.
Ia menjelaskan, alasan menanam pohon bambu di kawasan itu karena bagian dari rencana menjadikan TPA Ciangir sebagai pusat vegetasi pohon bambu di Kota Tasikmalaya
"Sudah kita timbun dengan tanah, dan saya punya tujuan rencana untuk membangun pusat vegetasi bambu di sini," katanya.
Ia menyampaikan pula, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya sudah melakukan riset untuk menjadikan lahan kawasan TPA sebagai pusat tumbuhnya tanaman bambu yang memberikan keuntungan untuk kelestarian lingkungan dan juga nilai ekonomis.
Ia berharap adanya pohon bambu di daerah itu bisa mengembalikan daerah Ciangir sebagai ruang terbuka hijau, sekaligus bisa menyerap air hujan, dan menyediakan cadangan air tanah untuk kebutuhan makhluk hidup terutama saat musim kemarau.
"Kami akan mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau ini lebih ramah lingkungan, ada beberapa jenis tanaman yang punya daya serap tinggi, dan daya simpan yang sangat lama, di antaranya pohon bambu," katanya.
Ia menambahkan, manfaat dari adanya pohon bambu yang tumbuh banyak di kawasan itu bisa mengatasi kekeringan saat musim kemarau karena tersedianya air, dan juga mencegah banjir saat hujan karena adanya daya serap tinggi oleh pohon.
Manfaat lain, lanjut dia, pohon bambu memiliki nilai ekonomi yang dapat dijual untuk menunjang kebutuhan masyarakat dengan dibuatkan berbagai produk seperti kerajinan.
"Selain menyimpan air, juga punya nilai ekonomis karena saya yakin setiap rumah pasti ada perabotan rumah yang berasal dari bambu, jadi intinya kami tetap menyiapkan komoditas yang punya nilai ekonomis," katanya.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Chandra menyatakan, pihaknya mendukung dengan program penanaman pohon di kawasan TPA Ciangir yang diharapkan bisa tumbuh baik, sehingga menjadi kawasan ruang terbuka hijau.
"Mudah-mudahan hasil dari uji coba ini memberikan hal yang baik ke depan dengan menanam bambu," katanya.
