Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar pada 2025 untuk menangani banjir yang kerap melanda wilayah barat kabupaten itu khususnya di Kecamatan Gegesik.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon Hilmi Riva’i di Cirebon, Jumat, mengatakan anggaran tersebut akan digunakan untuk normalisasi sungai sepanjang 1,3 kilometer guna mempercepat aliran air dan mengurangi genangan.
Baca juga: TPS liar di bantaran Sungai Gegesik ditutup DLH Cirebon
Pihaknya pun sudah meninjau kondisi banjir di SD Negeri 1 Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik pada Kamis (16/1). Hasilnya dampak banjir tidak hanya merendam sekolah tetapi juga ratusan hektare sawah, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.
“Tentu prihatin kalau kondisi seperti ini terus berulang setiap musim hujan karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat yang terdampak,” katanya.
Untuk solusi jangka pendek, kata Hilmi, Pemkab Cirebon sedang berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung guna memastikan normalisasi sungai di wilayah rawan banjir dapat berjalan efektif.
Menurutnya, normalisasi sungai itu dapat mengurangi risiko banjir di Kecamatan Gegesik, yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon yang kerap terdampak banjir saat musim hujan.
“Kami berupaya agar penanganan banjir ini dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampaknya,” ujarnya.
Ia menjelaskan salah satu solusi jangka panjang yang dipertimbangkan adalah relokasi sekolah-sekolah yang kerap terendam banjir. Namun, upaya ini masih terkendala oleh faktor administratif, sosial, dan biaya cukup besar.
Hilmi menuturkan alternatif lainnya adalah penggabungan (merger) sekolah, tetapi opsi ini juga membutuhkan kajian matang, termasuk dampaknya terhadap kenyamanan siswa dan biaya transportasi.
“Yang paling penting, upaya normalisasi sungai harus dilakukan agar risiko dari dampak banjir bisa dikurangi,” ucap dia.