Barnas menyampaikan perlu adanya pengelolaan yang baik terutama dalam menata pedagang kaki lima agar tidak mengganggu keindahan monumen pesawat tersebut.
Ia berharap ke depan ada peluasan jalan minimal 2 meter untuk menjadi kawasan terbuka dengan dibuat taman bagian kiri dan kanannya sehingga bisa menambah keindahan pada monumen pesawat tersebut.
"Jadi, saya mengharapkan mulai dari datang di sini sudah menjadi tempat 'selfie', dan nanti di sini harus ada informasi wisata, salah satunya informasi untuk menuju Haruman," katanya.
Komandan Kopasgat, Marsekal Muda TNI Yudi Bustami mengatakan, pembangunan monumen pesawat AS-202 Bravo itu akan terlihat indah, dan potensial untuk mendukung pengembangan olah raga dirgantara.
Ia berharap monumen pesawat yang dibangun di Kadungora itu tidak hanya menjadi simbol sejarah TNI Angkatan Udara tetapi juga mendukung potensi dirgantara di wilayah Jawa Barat, khususnya Garut.
"Jarang-jarang ada tempat yang seindah ini, menurut saya cukup fantastis karena ini di lingkup gunung," katanya.
Ketua Panitia Pembangunan Monumen Pesawat, Letkol Sus Aprizal menambahkan, monumen akan ditempatkan pesawat latih mula bagi calon penerbang TNI AU di kawasan Jawa Barat yang ditargetkan selesai pembangunannya selama 30 hari.
"Pembangunan monumen ini memiliki dimensi 5x5 meter dengan ketinggian mencapai 7 meter dari jalan hingga sayap pesawat," katanya.