Antarajabar.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalankan program pembinaan atau pemberdayaan perempuan bagi istri dari para nelayan atau perempuan pesisir pantai untuk lebih produktif dan kreatif.
"Kami pun melakukan pembinaan atau pemberdayaan terhadap para perempuan yang tinggal di pantai atau pesisir, kami mengaitkan programnya dengan ketahanan keluarga," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana, Provinsi Jabar Nenny Kencanawati saat kunjungannya ke Kabupaten Garut, Sabtu.
Ia menuturkan, kaum perempuan di pesisir pantai kebanyakan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga dan membantu perekonomian keluarga seperti berjualan ikan laut hasil tangkapan suaminya.
Menurut dia, perempuan nelayan membutuhkan pengetahuan lain agar dapat mengolah potensi sekitarnya untuk menjadi sesuatu yang dapat menjadikan penghasilan.
"Untuk itu para perempuan nelayan diberdayakan mengolah hasil laut menjadi nilai ekonomi lebih tinggi," katanya.
Ia menjelaskan, pembinaan perempuan pesisir pantai itu dilakukan dengan pengelompokan pengolah hasil tangkapan laut untuk dijadikan kerupuk ikan atau ikan asin yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Ia juga berharap pengelompokan itu dapat menjadi media bersosialisasi, sekaligus memudahkan upaya menyosialisasikan program pemerintah lain diantaranya mencegah terjadinya korban penjualan manusia, dan kekerasan terhadap perempuan atau dalam keluarga.
"Mereka juga rentan menjadi korban trafficking atau kekerasan, makanya pembinaan terus diberikan kepada mereka juga," katanya.
Menurut dia, persoalan tersebut dapat saja terjadi di kalangan perempuan di pesisir pantai, apalagi dihadapkan dengan kemiskinan dan minimnya pengetahuan.
Program lain yang siap dijalankan tentang ketahanan keluarga, kata Nenny, yaitu menerjunkan 892 tenaga motivator ketahanan kelyarga (Motekar) ke berbagai daerah di Jabar diantaranya seluruh pesisir pantai.
"Mereka ditugaskan untuk membina keluarga yang rentan, seperti keluarga prasejahtera," katanya.