Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, menambah instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dibangun di kawasan Cigugur untuk mengurangi dampak dari adanya aktivitas pembuangan limbah kotoran ternak.
“Sebelumnya sudah ada satu unit IPAL yang di Lamping Kidang, Cisantana tetapi tidak bisa mengakomodir pembuangan keseluruhan kotoran ternak,” kata Penjabat Bupati Kuningan Iip Hidajat di Kuningan, Kamis.
Menurut dia, pembangunan IPAL tambahan itu berada pada lahan seluas 168 meter persegi dari tanah hasil hibah Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Iip mengatakan fasilitas tersebut diperkirakan dapat menampung limbah kotoran ternak dalam jumlah lebih banyak, sehingga tidak sampai mencemari lingkungan.
“Kami mendapatkan banyak laporan warga soal pembuangan limbah ternak yang tidak tepat sasaran dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Jadi pembangunan IPAL ini bisa menjadi solusi,” ujarnya.
Sebenarnya, kata dia, masalah limbah kotoran ternak ini sudah menjadi persoalan lama karena banyak peternak di kawasan Cigugur belum memiliki fasilitas memadai untuk penanganan kotoran itu.
Akibatnya, limbah kotoran tersebut dibiarkan menumpuk di kandang selama berhari-hari. Kemudian tercecer dan terbawa aliran hujan ke daerah yang lebih rendah sehingga terjadi pencemaran.
Iip menyebut kebanyakan peternak juga terkendala karena memiliki lahan terbatas, jadi tidak bisa membuat IPAL secara mandiri.
“Kami bersama TNGC konsen menyelesaikan masalah ini. Ke depan kita akan upayakan langkah lainnya misalnya dengan pengolahan limbah itu menjadi biogas,” tuturnya.
Berdasarkan data, tambah Iip, populasi hewan ternak di kawasan Cigugur tercatat sebanyak 6.129 ekor sapi perah dan 241 ekor sapi potong.
Dengan jumlah sebanyak itu, total kotoran sapi yang dihasilkan mencapai 248 ton per hari.
“Kalau yang ini rampung, IPAL selanjutnya akan di bangun. Tujuannya tentu supaya kualitas peternakan di Kuningan dapat semakin baik,” ucap dia.