Cimahi (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, Jawa Barat menyebutkan pemilihan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Santiong mampu mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti hingga 50 ton per hari.
“Saat ini pengiriman sampah ke TPA Sarimukti kurang lebih rata-rata 130 ton sehingga kalau bisa kita kurangi 50 ton dari TPST, kita tinggal menyisakan 80 ton sampah,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Chanifah Listyarini di Cimahi, Senin.
Baca juga: Sandiaga Uno sebut pelaku ekraf Cimahi bisa gali potensi lewat program KaTa Kreatif
Ia mengatakan pengolahan sampah organik di TPST Santiong menggunakan metode maggotisasi, sedangkan sampah anorganik akan diolah menjadi bahan bakar alternatif jumputan padat.
“Kemudian yang organik itu sebagian kita pakai untuk pakan magot, yang sebagian lagi karena tidak semuanya kita keringkan menjadi bahan bakar pada jumputan,” kata dia.
Ia mengatakan TPST Santiong juga mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif refuse-derived fuel (RDF) untuk dikirim ke pabrik semen 15 ton dari pengolahan tersebut.
Ia menambahkan pengiriman RDF dari TPST Santiong tidak menutup kemungkinan akan disebar ke berbagai pabrik tekstil di Kota Cimahi guna membantu mengurangi penggunaan batu bara dalam proses produksi.
“Kami juga akan melakukan beberapa pendekatan dengan beberapa pabrik tekstil yang ada di Cimahi. Intinya adalah mereka juga sudah dituntut untuk go green dalam mengurangi penggunaan batu bara,” katanya.