Nama Yayan Ruhian mulai dikenal publik ketika dirinya memerankan sosok Eric di film “Merantau” (2009), kemudian tampil habis-habisan sebagai begundal brutal Mad Dog di “The Raid” (2011), serta menjadi Prakoso di “The Raid 2: Berandal (2014)”.
Selepas bermain bagus di tiga film tersebut, nama Yayan semakin tak terbendung dan wajahnya muncul di banyak film lokal, serta negara tetangga. Tak tanggung-tanggung, Yayan pun turut ambil peran di sejumlah film berkelas dunia seperti “Yakuza Apocalypse: The Great War Of The Underworld” (2015), “Star Wars: The Force Awakens” (2015), “Beyond Skyline” (2017), “John Wick: Chapter 3 Parabellum” (2019), dan “Skylines” (2020).
Terbaru, Yayan juga muncul sebagai karakter Moses dalam film “Who is Erin Carter?” (2023) dan seoranh guru bagi aktor Bill Skarsgard dalam film “Boy Kills World” (2024).
Totalitas
Di dalam setiap kesempatan wawancara, Yayan selalu menegaskan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa tanpa pencak silat. Bagi pria kelahiran 19 Oktober 1968 itu, ketekunan terhadap seni olahraga bela diri pencak silat telah membuka jalan amat lapang untuk mencoba peruntungan di dunia film.
Yayan mulai mempelajari seni bela diri pencak silat ketika dirinya berusia 13 tahun. Kala itu sekitar tahun 1981, kondisi Desa Cibeber yang menjadi kampung halaman Yayan tak seperti saat ini, masih minim listrik dengan kondisi jalanan yang tidak terawat baik.
“Jalanan belum seperti sekarang, bahkan kerbau atau sapi lewat saja masih memilih-milih jalan. Di kampung belum ada perguruan, jadi saya hanya fokus belajar silat. Setiap bertemu guru silat, kami mengobrol, zikir, dan harus mandi malam,” kata Yayan mulai membuka kisah masa kecilnya seraya duduk bersila di selasar pondokan. Pada masa itu, Yayan cilik terbiasa untuk
berguru silat setiap malam selepas salat Isya hingga pukul dua pagi. Lokasi rumah para guru pun tak bisa dibilang dekat dengan rumah Yayan sehingga butuh ekstra niat dan tenaga untuk memperdalam ilmu pencak silat.