film silat yang betul-betul ditata oleh para pesilat sendiri. Kalau saja ‘Merantau’ pelakunya bukan Iko Uwais atau siapa pun, maka film itu tidak akan dianggap berbeda karena jauh sebelum itu, banyak film yang dibungkus kata silat namun secara nyawa dan rasa mungkin tidak ada, karena pelakunya bukan seorang pesilat,” terang dia.
Awalnya, Yayan hanya terlibat sebagai tim koreografi fighting untuk “Merantau”. Gareth, kenang Yayan, kemudian meminta dirinya untuk mengikuti test camera yang juga melibatkan Iko Uwais dan beberapa orang lainnya.
Saat itu, sudah ada 6 orang untuk lawan main sang aktor, sementara Gareth masih berupaya mencari pemain ke-7 bernama Eric yang memiliki tubuh besar dengan kemampuan silat seimbang.
“Saat itu dari orang-orang yang direkrut belum cocok. Gareth minta spesifik sekali orang yang harus pintar akting, drama, dan jago berantem. Saya di-casting, esoknya dikasih tahu bahwa saya dapatkan karakter Eric. Saya bilang, ‘Nggak salah?’ Saya nggak punya dasar drama dan hanya kenal sedikit pencak silat,” kata Yayan mengenang masa lalu.
Semenjak mendapatkan kepercayaan itu, Yayan lalu mengambil sikap layaknya gelas kosong yang senantiasa bisa diisi dengan air ilmu pengetahuan baru. Perumpamaan lain, dirinya beranggapan bahwa dirinya adalah wayang yang harus bisa mendefinisikan keinginan sutradara sebagai pengatur lakon dengan baik.
“Saya selalu berusaha mendengarkan apa yang sutradara inginkan dari karakter saya. Meski saya bisa menjadi sangat sangar atau brutal ketika memerankan karakter tertentu, namun ada satu proses yang masih sangat sulit untuk saya lakukan sampai saat ini yaitu tersenyum. Wah, petaka sekali kalau sudah disuruh akting tersenyum karena kalau saya senyum, tetap saja sangar,” tawa Yayan membuncah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Yayan Ruhian: Tahu diri lebih penting ketimbang bela diri (Bagian 1)
Yayan Ruhian: Tahu diri lebih penting dari pada bela diri (Bagian 1)
Jumat, 29 Maret 2024 20:19 WIB