“Materi latihan fisik sampai materi lilin meditasi. Semua saya lakukan dengan enjoy. Guru saya tidak pernah memaksakan materi tertentu, namun mereka tahu persis sekiranya saya tidak berlatih. Waktu itu, guru-guru saya adalah mahasiswa-mahasiswa yang masih sangat muda dan gaul banget,” ingat Yayan
Merantau untuk “Merantau”
Ketika menetap di Jakarta, Yayan habis-habisan menekuni aktivitas sebagai guru pencak silat. Seiring berjalan waktu, perguruan Kateda Indonesia pun berganti nama menjadi Perguruan Silat Tenaga Dasar (PSTD) Indonesia. Hal itu dilakukan, kata Yayan, untuk mendekatkan diri ke induk perguruan pencak silat Indonesia.
Satu dekade sejak menginjakkan kaki di ibu kota, Yayan menikahi gadis pujaan hatinya bernama Wawa Suwartini pada 27 November 1997. Dari pernikahan tersebut, kini pasangan Yayan-Wawa memiliki tiga orang anak yaitu Dzikriyawan Sukma Wiguna (24), Sidqin Sukma Maarij (21), dan Dhia Ruhita Syakilla (7).
Sepanjang waktu mengabdikan diri sebagai guru pencak silat, Yayan tidak pernah membayangkan sedetik pun bahwa pada akhirnya apa yang ia tekuni itu mengubah garis kehidupannya. Dari seorang master silat, Yayan lantas menjadi seorang aktor seni peran yang sukses menjejakkan kaki di Hollywood.
“Katakanlah kalau saya terjerumus ke posisi saya saat ini, mungkin orang-orang bilang enak, ya. Ini bukanlah sebuah cita-cita. Apapun yang saya dapat saat ini adalah sebuah hasil dari proses perjalanan yang terakumulasi. Begitu ditarik ke Jakarta, ya sudah saya total jadi guru pencak silat dengan segala suka duka,” Yayan membeberkan.
Dia masih mengingat pada masa awal berkarier sebagai guru di PSTD Indonesia, terdapat hanya sekitar 10 orang pelatih profesional. Seiring waktu, jumlah tersebut semakin menyusut hingga hanya menyisakan 3 sampai 5 orang pelatih yang datang dan pergi.
Keyakinan Yayan untuk menekuni profesi sebagai seorang pelatih pencak silat tetap sekuat karang. Keteguhan itu membuahkan hasil manis ketika dia bertemu dengan seorang pembuat film asal Welsh bernama Gareth Evans tengah membuat sebuah film dokumenter mengenai pencak silat.
Kelak, dokumenter yang memotret eksistensi jenis silat yang mulai langka yaitu silek (silat) harimau dari Minangkabau itulah yang menjadi cikal bakal film “Merantau”. Menurut Yayan, Gareth secara sistematis dan jeli berhasil memperkenalkan budaya merantau Minangkabau dengan jenis pencak silat yang bisa dikatakan cukup langka. “Itulah
Yayan Ruhian: Tahu diri lebih penting dari pada bela diri (Bagian 1)
Jumat, 29 Maret 2024 20:19 WIB