Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Senin, bergerak melemah 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.777 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.750 per dolar AS.
Ekonom dari Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan kurs rupiah seiring sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rilis lanjutan data ekonomi AS.
“Pelemahan ini sejalan dengan penguatan terbatas dolar AS di pasar global, seiring meningkatnya kehati-hatian pelaku pasar menjelang rilis lanjutan data ekonomi Amerika Serikat serta pergerakan imbal hasil US Treasury yang kembali naik tipis,” ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Kondisi tersebut dinilai mendorong arus dana cenderung defensif dan membatasi ruang penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Sebelumnya, mengutip Anadolu, tercatat Consumer Price Index (CPI) tahunan AS sebesar 2,7 persen pada bulan November 2025 atau lebih rendah dari proyeksi pasar 3,1 persen dan turun dari 3 persen pada bulan September 2025.
Adapun tingkat inflasi bulanan adalah 0,2 persen pada bulan November, turun dari 0,3 persen pada bulan September. Pada bulan Oktober, data inflasi tidak dirilis karena penutupan pemerintah federal.
Di sisi domestik, sentimen pasar masih relatif netral dengan fokus utama terhadap stabilitas inflasi dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).
