Berbagai gedung pemerintah, perumahan, pusat bisnis, hingga sarana pendukungnya dibangun oleh pemerintah kolonial untuk mendukung Bandung sebagai ibu kota keresidenan dan juga tujuan pelesir bagi warga Eropa, hingga akhirnya bermunculanlah berbagai penginapan di Bandung untuk mendukung kebutuhan tersebut.
Salah satunya, adalah Vila Maria (Gedung Pendopo) di Landraadweg (Jl Perintis Kemerdekaan 1) yang dibangun dan dimiliki M Philippeau, kemudian difungsikan sebagai penginapan kelas menengah berdasarkan peta Bandung tahun 1905.
Bangunan Vila Maria ini hampir berbentuk bujur sangkar dengan dua anak bangunan pada bagian depan yang menghadap ke arah tenggara dengan beranda yang luas dan atap berbentuk dasar berupa perisai dua susun dengan sudut kemiringan atap berbeda, di mana sudut yang landai berada pada puncak atap sementara bagian bawah mempunyai sudut yang curam.
Seluruh permukaan luar bangunan ini dilindungi oleh tritis yang konstruksinya terpisah dari konstruksi atap di atasnya, yang berperan sebagai talang air hujan terbuat dari lembaran logam yang dipasang di atas landasan yang ditunjang oleh balok-balok kayu pada jarak tertentu yang teratur dan ditanam ke dalam dinding yang terbuat dari tembok pasangan batu bata tebal dengan lapisan plester dan acian pada sisi-sisinya.
Dinding tembok mempunyai ketebalan satu batu di mana pada bagian sisi luar dihiasi oleh ragam hias dalam kurung ornamen horizontal dan menerus di bawah garis ambang bawah kusen jendela dan di atas garis ambang atas kusen pintu jendela balok intel yang ditunjang oleh dua kolom bergaya Neo Classic Ordodoric. Kusen pintu dan jendela terbuat dari bahan kayu jati.
Villa yang dikenal pula dengan nama Gedong Karet itu, terdiri dari bangunan utama, galeri belakang, ruang makan, 10 kamar dengan luasan 48 M², tujuh kamar luas 30 M², dan dua kamar lain berkuran lebih kecil itu, beberapa kali berganti kepemilikan, sampai pada tahun 1919, lahan tempat vila itu berada dibeli sebuah jaringan hotel.
Pada tahun tersebut, Vila Maria atau Gedong Karet dan lahannya, ditingkatkan untuk menjadi hotel dengan nama Grand National Hotel dan diperluas, dari semula satu bangunan ditambahkan tiga, koridor tertutup, dan tiga gudang dengan keseluruhan luas 206,75 M² yang diproyeksikan memiliki seratus kamar.
Perluasan yang memakan biaya sebesar ƒ13.241,33 dengan biaya per M² sebesar ƒ64.05 itu, dilakukan oleh Firma Selle & de Bruijn dengan insinyur Charles P Schoemaker selaku kepala arsitek, dan Gedong Karet saat itu difungsikan menjadi ruang kantor dan ruang baca.
