Spektrum - Kantor Pusat KAI, dari hotel sampai pusat komando ular besi
Senin, 25 Maret 2024 14:06 WIB
Diambil Alih SS
Seiring dengan rencana Bandung menjadi ibu kota Hindia Belanda, yang ditandai dengan pendirian gedung Governement Bedrijven (Kementerian BUMN) yang kini dikenal Gedung Sate, perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS) yang merupakan cikal bakal PT KAI, juga merespons dan memindahkan pusat komandonya dari Batavia ke Bandung.
Dipilihlah lahan dan bangunan Grand National Hotel untuk diakuisisi oleh SS pada tahun 1921, guna digunakan sebagai Hoofdkantoor (kantor pusat). Secara bertahap perpindahan dari Batavia dilakukan tahun 1923 yang keseluruhan rampung pada 1924.
Pada tahun 1927, SS mengembangkan bangunan, yang untuk mempermudah prosesnya, keberadaan selesar penghubung antarbangunan dihancurkan, gedung eks Vila Maria menjadi bangunan utama kantor yang diperuntukkan bagi direktur utama serta direksi lain.
Pada tahun yang sama, beberapa bangunan dirombak dan didirikan di kompleks kantor pusat, yakni Paviliun A, Paviliun B, Paviliun C, Paviliun D, gedung arsip yang disertai ruang bawah tanah, garasi, serta beberapa parkir sepeda.
Bangunan Paviliun A terletak di Selatan Gedong Karet (eks Vila Maria), memiliki tiga tingkat bangunan dengan atap berbentuk perisai disertai teritis yang menyatu dengan konstruksi atapnya, dan membentuk massa atap secara jelas disertai dua buah anak atap pada sisi utara untuk menjadi atap bagi tonjolan-tonjolan massa bangunan di bawahnya.
Dinding selubung luar mempunyai ketebalan satu batu dengan permainan tebal-tipis plesteran dengan pola yang teratur yang memperkuat ekspresi masifnya volume bangunan yang memiliki kusen, pintu, dan jendela dari bahan kayu jati.
Paviliun B (utara) dan D (selatan), terletak di belakang Gedong Karet yang saling berhadapan dengan disertai ruang penghubung, sehingga keduanya membentuk konfigurasi menyerupai huruf U dengan keduanya memanjang arah barat-timur, sementara ruang penghubung menghadap ke arah timur.
Atapnya berbentuk atap perisai dengan anak-anak atap yang melindungi masa-masa bangunan tambahan berupa tonjolan-tonjolan di bawahnya. Seluruh sisi luar selubung bangunan dilindungi oleh tritis yang menyatu dengan konstruksi atapnya sehingga menjadi massa atap yang terlihat dengan jelas.
Dinding selubung luar mempunyai ketebalan satu batu dengan permainan tebal tipis plesteran yang membentuk pola ragam hias yang memperkuat ekspresi karakter bangunan. Kusen, pintu, dan jendela terbuat dari bahan kayu jati yang ditempatkan mundur dari bidang luar dinding selubung, sehingga menjadikannya lebih terlindung dari terpaan cuaca luar.
Paviliun C, berbentuk persegi panjang dari barat ke timur, di sebelah utara Paviliun B. Bangunan ini memiliki dua tingkat dengan atap berbentuk perisai dan anak-anak atap yang melindungi masa bangunan tambahan berupa tonjolan-tonjolan di bawahnya.
Dipilihlah lahan dan bangunan Grand National Hotel untuk diakuisisi oleh SS pada tahun 1921, guna digunakan sebagai Hoofdkantoor (kantor pusat). Secara bertahap perpindahan dari Batavia dilakukan tahun 1923 yang keseluruhan rampung pada 1924.
Pada tahun 1927, SS mengembangkan bangunan, yang untuk mempermudah prosesnya, keberadaan selesar penghubung antarbangunan dihancurkan, gedung eks Vila Maria menjadi bangunan utama kantor yang diperuntukkan bagi direktur utama serta direksi lain.
Pada tahun yang sama, beberapa bangunan dirombak dan didirikan di kompleks kantor pusat, yakni Paviliun A, Paviliun B, Paviliun C, Paviliun D, gedung arsip yang disertai ruang bawah tanah, garasi, serta beberapa parkir sepeda.
Bangunan Paviliun A terletak di Selatan Gedong Karet (eks Vila Maria), memiliki tiga tingkat bangunan dengan atap berbentuk perisai disertai teritis yang menyatu dengan konstruksi atapnya, dan membentuk massa atap secara jelas disertai dua buah anak atap pada sisi utara untuk menjadi atap bagi tonjolan-tonjolan massa bangunan di bawahnya.
Dinding selubung luar mempunyai ketebalan satu batu dengan permainan tebal-tipis plesteran dengan pola yang teratur yang memperkuat ekspresi masifnya volume bangunan yang memiliki kusen, pintu, dan jendela dari bahan kayu jati.
Paviliun B (utara) dan D (selatan), terletak di belakang Gedong Karet yang saling berhadapan dengan disertai ruang penghubung, sehingga keduanya membentuk konfigurasi menyerupai huruf U dengan keduanya memanjang arah barat-timur, sementara ruang penghubung menghadap ke arah timur.
Atapnya berbentuk atap perisai dengan anak-anak atap yang melindungi masa-masa bangunan tambahan berupa tonjolan-tonjolan di bawahnya. Seluruh sisi luar selubung bangunan dilindungi oleh tritis yang menyatu dengan konstruksi atapnya sehingga menjadi massa atap yang terlihat dengan jelas.
Dinding selubung luar mempunyai ketebalan satu batu dengan permainan tebal tipis plesteran yang membentuk pola ragam hias yang memperkuat ekspresi karakter bangunan. Kusen, pintu, dan jendela terbuat dari bahan kayu jati yang ditempatkan mundur dari bidang luar dinding selubung, sehingga menjadikannya lebih terlindung dari terpaan cuaca luar.
Paviliun C, berbentuk persegi panjang dari barat ke timur, di sebelah utara Paviliun B. Bangunan ini memiliki dua tingkat dengan atap berbentuk perisai dan anak-anak atap yang melindungi masa bangunan tambahan berupa tonjolan-tonjolan di bawahnya.