Bandung (ANTARA) -
Ketua Harian Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jabar Iendra Sofyan mengharapkan dengan menurunkan angka kemiskinan, warga mampu memenuhi kebutuhan pangan.
Baca juga: Angka stunting di Jabar turun empat persen
"Dengan kemiskinan turun, dan pangan terpenuhi, akan menjadi penentu penurunan stunting," kata dia dalam Rembug Stunting Jabar 2024 di Bandung, Senin.
Menurut dia, upaya penurunan stunting selama ini cenderung menjadi agenda masing-masing, mulai pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota.
Dia mengharapkan dengan skema intervensi integrasi maka penanganan stunting dapat berjalan lebih efektif.
"Mulai sekarang kita fokus pencegahan stunting dengan penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan, dari mulai program pusat sampai ke daerah," ujar dia.
Untuk menjalankan skema terpadu tersebut, kata Iendra yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat itu, semua pihak harus fokus pada setiap langkah kerja.
"Yakni fokus permasalahan, fokus sasaran, lokasi, kemudian fokus intervensi," katanya.Rembug Stunting merupakan tahapan yang diamanatkan kepada setiap daerah oleh Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Jabar berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 2022 hingga 2023 sebesar kurang lebih empat persen.
Rembug Stunting Jabar 2024 dihadiri wakil dari BKBBN Pusat, BKKBN Jabar, Pj Sekda Jabar, Dinas Kesehatan Jabar, Kementerian Agama dan ratusan peserta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten kota se-Jabar. Kegiatan berlangsung dua hari, pada 26-27 Februari 2024.
Berdasarkan data dari Pemprov Jabar, progres penurunan prevelensi stunting pada 2021 di angka 24,5 persen, pada 2022 sebesar 20,2 persen, atau melampaui target RPJMD sebesar 21,2 persen.
Baca juga: Pemkot Bandung edukasi masyarakat tekan stunting lewat penayangan film