Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon Jawa Barat melaporkan jumlah kasus stunting di daerahnya turun sebesar satu persen pada awal 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 di periode sama, dengan penderita saat ini tercatat sebanyak 13.353 anak.
Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih di Cirebon Kamis mengatakan, berkurangnya kasus stunting itu menunjukkan upaya yang dilakukan Pemkab Cirebon bersama stakeholder (pemangku kepentingan) terkait sudah membuahkan hasil meski penurunannya hanya sebesar satu persen.
Baca juga: Terapi plasma konvalesen di Kabupaten Cirebon kantongi sertifikat CPOB
Baca juga: Terapi plasma konvalesen di Kabupaten Cirebon kantongi sertifikat CPOB
Ayu memastikan program untuk menekan jumlah kasus stunting di Kabupaten Cirebon akan digiatkan kembali selama tahun ini, sehingga penurunannya bisa menyentuh angka tiga persen sesuai target dari pemerintah pusat.
“Idealnya angka penurunan stunting itu tiga persen, agar bisa mencapai target dari pemerintah. Namun saat ini baru satu persen,” kata Ayu.
Menurut dia, Pemkab Cirebon selalu mengedepankan langkah pencegahan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan yang cukup selama masa pertumbuhan sehingga mereka tidak kekurangan gizi.
Sejumlah program pencegahan yang sudah digulirkan, katanya, misalnya dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk pemberian makanan tambahan (PMT) di masing-masing desa.
“Sebelumnya PMT di sejumlah desa hanya dianggarkan sebesar Rp5.000 per orang, saat ini mengalami kenaikan dengan anggaran Rp10.000 per orang,” katanya.
Ia menjelaskan, melalui program itu, Pemkab Cirebon berusaha meningkatkan status dan mencukupi kebutuhan zat gizi anak di setiap desa agar jumlah kasus stunting berkurang.
Tidak hanya program tersebut, pihaknya juga memaksimalkan kegiatan pemberian tablet tambah darah untuk remaja perempuan di sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Ayu juga mengajak semua pihak untuk terlibat dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Sebab salah satu faktor yang menyebabkan adanya kasus stunting yaitu kurangnya pemahaman orang tua saat memberikan asupan makanan kepada anak.
“Ini dikarenakan tidak faham mengenai makanan sehat dan bergizi, yang perlu diberikan kepada anak-anak. Juga karena pola asuh yang kurang tepat,” katanya.
Ayu berharap melalui sejumlah program ini angka kasus stunting di Cirebon semakin menurun, serta masyarakat mulai teredukasi untuk memperbaiki pola asuh dan mencukupi kebutuhan gizi seimbang bagi anak.
Baca juga: ITB fasilitasi guru di Kabupaten Cirebon tempuh studi magister bidang sains
Baca juga: ITB fasilitasi guru di Kabupaten Cirebon tempuh studi magister bidang sains