Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meminta publik tidak mengaitkan insiden penganiayaan relawan oleh beberapa prajurit dengan netralitas TNI.
Dia menegaskan apapun situasinya TNI tetap netral selama tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Tidak ada sangkut-pautnya dengan yang lain (netralitas TNI, red.). Ini murni karena anggota saya masih muda, jadi meresponnya begitu. Tetapi, dilihat dari perkembangannya sekarang larinya ke mana-mana,” kata Maruli saat diwawancara salah satu TV nasional minggu ini sebagaimana dikutip dari siaran resmi Dinas Penerangan TNI AD yang diakses di Jakarta, Minggu.
Dia melanjutkan TNI juga langsung merespon cepat insiden penganiayaan beberapa relawan oleh prajurit TNI AD itu.
Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta pun pada Selasa minggu ini (2/1) telah menetapkan enam prajurit Kompi B Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha sebagai tersangka. Enam prajurit yang menjadi tersangka, yaitu masing-masing berinisial Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F, dan Prada M.
Terkait itu, Maruli pun meminta masyarakat untuk tak terburu-buru menarik kesimpulan. Dia juga meminta masyarakat melihat rangkaian peristiwa secara utuh.
“Rombongannya (korban, red.) sudah mutar delapan kali dan sudah berulang kali diingatkan (agar jangan menimbulkan kebisingan). Jadi ada aksi, ada reaksi. Tetapi, bukan liar kesimpulannya. Jangan disangkutkan ke mana-mana dan sebaiknya semua pihak saling evaluasi, bukan kami saja,” kata Maruli.
Dia melanjutkan komitmen TNI untuk tetap netral tidak berubah dan sikap demikian tetap terus dijaga.
Maruli pun meminta masyarakat tinggal mengikuti proses hukum yang berjalan, termasuk persidangan nanti.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Maruli minta jangan kaitkan kasus aniaya relawan dengan netralitas TNI
Kasad minta jangan kaitkan kasus penganiayaan relawan dengan netralitas TNI
Minggu, 7 Januari 2024 16:30 WIB