Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, Jawa Barat, mencatat adanya pertumbuhan positif pada frekuensi pembayaran digital melalui QRIS di wilayahnya dengan jumlah 1.099 volume transaksi pada platform tersebut sepanjang tahun 2023.
“Beberapa aplikasi sistem pembayaran melalui platform QRIS di Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) setiap semesternya meningkat dengan 145.074 nominal transaksi (pada 2023),” kata Kepala KPw BI Cirebon Hestu Wibowo di Cirebon, Jumat.
Baca juga: BI Cirebon sebut temuan uang palsu semakin menurun
Baca juga: BI Cirebon sebut temuan uang palsu semakin menurun
Hestu menyampaikan berdasarkan data itu, maka dapat disimpulkan jika masyarakat di Ciayumajakuning sudah terbiasa untuk melakukan transaksi nontunai menggunakan QRIS karena dianggap lebih mudah dan praktis.
Pertumbuhan volume transaksi QRIS, kata Hestu, juga menunjukkan keberhasilan dari BI Cirebon yang selama beberapa tahun terakhir selalu menggencarkan sosialisasi dan edukasi agar masyarakat dapat menggunakan kode QR tersebut.
Apalagi, QRIS merupakan standar kode QR yang diluncurkan BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk mengintegrasikan serta memudahkan proses pembayaran nontunai di Indonesia.
“Jadi masyarakat sudah terbiasa dan teredukasi, karena penggunaan QRIS secara frekuensi maupun volume meningkat,” ujarnya.
Dia menyebutkan selain dari sisi volume transaksi, jumlah gerai atau merchant di Ciayumajakuning yang menggunakan QRIS sebagai sarana pembayaran digital pun meningkat.
BI Cirebon mencatat pada 2023 jumlah merchant yang memakai QRIS di Ciayumajakuning sebanyak 555.106 gerai. Sedangkan di tahun 2022 totalnya sekitar 455.807 merchant.
“Salah satu indikatornya di 2023. Dari sisi merchant juga meningkat. Paling banyak di Cirebon,” ungkap dia.