Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, saat ini fokus untuk meningkatkan kualitas produksi garam di wilayah Losari dengan mengoptimalkan penerapan sistem tunnel pada lahan tambak garam.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya di Cirebon, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan 10 unit tunnel garam untuk mendukung produktivitas tiga kelompok petani garam di wilayah Losari.
Baca juga: DKPP Cirebon tingkatkan kapasitas petani garam melalui pembentukan koperasi
Ia menjelaskan, penerapan sistem ini memungkinkan petani menghasilkan garam hingga 2 ton per unit tunnel dalam satu musim panen. Dengan 10 unit yang sudah tersedia, potensi panen bisa mencapai 20 ton per musim.
“Bantuan ini mampu mendorong kesejahteraan petani dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. Di sini (Losari), petani sudah menggunakan sistem tunnel yang memungkinkan mereka tetap produktif meski musim hujan,” katanya.
Kendati demikian, Wahyu menekankan perlunya tambahan fasilitas seperti bunker agar produksi garam dapat berjalan sepanjang tahun.
Menurut dia, apabila fasilitas ini tersedia maka petani garam di Losari bisa menjaga produktivitas komoditas ini saat musim hujan.
Wahyu juga menyebutkan, kualitas garam Losari telah melampaui standar industri. Kandungan natrium klorida (NaCl) pada garam yang dihasilkan mencapai 96,5 persen, lebih tinggi dari standar minimum industri sebesar 94 persen.
“Dengan kualitas seperti ini, jika dikelola lebih baik, dampak ekonominya akan sangat positif,” katanya.
Ia menuturkan, untuk mendukung pengembangan industri garam Losari, Pemkab Cirebon berencana membangun gudang penyimpanan pada 2025.
Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi akses permodalan bagi petani melalui kerja sama dengan perbankan atau lembaga keuangan resmi lainnya.