Cirebon (ANTARA) -
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon, Jawa Barat, menggelar refleksi kehidupan keagamaan selama tahun 2023 dalam rangka mempererat hubungan dan toleransi antar umat beragama di daerah setempat.
“Kami mengevaluasi program-program apa saja yang telah dilaksanakan (tahun 2023), kemudian dijadikan alat ukur untuk menciptakan program lebih baik dalam menciptakan kerukunan di Kota Cirebon,” kata Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Cirebon Rizki Riyadu Taufiq di Cirebon, Jumat.
Baca juga: Kemenag Kota Cirebon giatkan penguatan moderasi beragama ke pelajar SMA
Rizki mengatakan, dalam refleksi itu, Kemenag turut mengundang sejumlah tokoh lintas agama, penyuluh lintas agama hingga akademisi dari perguruan tinggi setempat untuk saling berinteraksi dan berdiskusi perihal upaya merawat kerukunan di Kota Cirebon.
“Terdapat sesi talkshow yang dipimpin oleh para tokoh lintas agama. Pada kesempatan ini, hadirin berkesempatan urun rembug dalam merancang program yang lebih baik lagi untuk tahun mendatang,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, acara refleksi tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti pentas seni tari, puisi, dan nonton bareng film bertajuk Refleksi Akhir Tahun dalam Bingkai Paksi Naga Liman.
Rizki menyampaikan dihadirkannya dalam film itu selama acara refleksi, bertujuan untuk memantik dan menyadarkan semua pihak terkait adanya makna mendalam di balik simbol Paksi Naga Liman yang begitu melekat pada budaya Kota Cirebon.
Menurut dia, simbol Paksi Naga Liman bisa diartikan sebagai cara pandang masyarakat di Kota Cirebon dalam memaknai kerukunan di tengah perbedaan etnis, budaya, dan agama.
Apalagi, simbol itu lahir dari hasil akulturasi budaya dan rasa persatuan masyarakat Cirebon pada zaman dahulu.
Rizki menilai kerukunan umat beragama yang terjalin, harus dirawat melalui kesamaan gerak dari masyarakat Kota Cirebon dan berbagai unsur keagamaan.
“Beberapa hari lagi kita menghadapi tahun 2024 tahun politik. Ini menjadi tanggung jawab bersama agar Kota Cirebon menjadi tempat yang tetap rukun,” katanya.
Sementara itu salah satu pejabat Kemenag Kota Cirebon H Slamet mengemukakan dengan adanya kegiatan semacam ini, seluruh pihak dapat memberikan evaluasi terkait program-program yang dijalankan Kemenag dalam membangun kerukunan di daerahnya.
Baca juga: Kemenag Cirebon terbitkan 973 sertifikat halal bantu UMKM
Slamet berharap kegiatan ini dapat menjadi pengingat bahwa kerukunan yang dicapai merupakan hasil dari peran semua pihak yang menyadari pentingnya nilai-nilai kerukunan di Kota Cirebon.
“Kota Cirebon memiliki akar budaya dan tradisi kerukunan umat beragama. Oleh karenanya evaluasi diperlukan guna melestarikan kerukunan ini sampai kapan pun," ucap dia.