Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan terus menjaga lahan pertanian di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tetap produktif dan bisa menghasilkan panen melimpah melalui pemanfaatan cadangan air pada situ atau embung untuk pengairan selama musim kemarau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Kamis, menjelaskan lahan pertanian pada Kecamatan Cibingbin tidak hanya ditanami padi, melainkan didominasi komoditas jagung yang berada di lahan seluas 280 hektar.
Menurut dia, pemanfaatan cadangan air itu dapat mencegah kerusakan pada tanaman pangan, karena suplai pengairan tetap terjaga.
"Cadangan air dimanfaatkan untuk lahan yang masih produktif. Misalnya lahan seluas 280 hektar di Cibingbin yang memproduksi jagung," katanya.
Pihaknya berusaha menjaga lahan pertanian tetap produktif, karena beberapa area mengalami gagal panen akibat terdampak kekeringan. Contohnya seperti lahan pertanian seluas 116 hektar di Kabupaten Kuningan.
Oleh karenanya, kata Wahyu, pemanfaatan cadangan air pada embung menjadi solusi untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi. "Adanya fenomena El Nino juga berdampak pada hasil panen," ujarnya.
Lebih lanjut, Wahyu menegaskan pihaknya juga melakukan kebijakan lain untuk mengendalikan harga bahan baku yang cenderung meningkat karena siklus pasar. Khususnya harga beras.
Untuk menangani gejolak harga beras di pasaran, Diskatan Kuningan menggandeng Bulog untuk melaksanakan operasi pasar murah.
Pada prakteknya, beras yang dijual sesuai harga eceran tertinggi sebesar Rp10.900 per kg disalurkan kepada pedagang di pasar yang berpartisipasi pada kegiatan tersebut.
"Kami bekerjasama dengan Bulog untuk menjual beras dalam gerakan pangan murah," tuturnya.
Wahyu menambahkan situasi peningkatan harga bahan baku harus segera dikendalikan melalui kerja sama dengan semua pihak. Sehingga masyarakat bisa memperoleh bahan pangan yang harganya cukup terjangkau.