Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan asesmen terhadap delapan sumber air untuk bisa mengairi pemukiman penduduk sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau.
"Ada yang terdaftar sudah delapan lokasi sumber air, dan masih dapat bertambah," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh di Garut, Jumat.
Baca juga: BPBD Garut tetap lanjutkan penyaluran bantuan air setelah tanggap darurat
Ia menuturkan Pemkab Garut sudah melaksanakan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan selama 21 hari sampai 24 September 2023 dengan melakukan langkah pendistribusian air bersih, dan juga memanfaatkan sumber air untuk mengairi kebutuhan air masyarakat.
Daerah yang terdampak kekeringan, kata dia, ada 19 dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 85.010 jiwa atau 24.391 kepala keluarga, semuanya sampai saat ini masih dipasok kebutuhan air bersihnya.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah daerah selama Tanggap Darurat Bencana Kekeringan melakukan inventarisasi, dan juga asesmen terhadap sumber air bersih yang ada di Kabupaten Garut.
"Melakukan asesmen dan kajian mengenai kelayakan sumber air tersebut untuk kita usulkan atau rekomendasikan kepada pimpinan," katanya.
Ia menyebutkan sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat tersebar di empat lokasi Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya yakni sumber air Ciudian di Kampung Bantarsari yang bisa mengairi 80 KK. Selanjutnya sumber air Nyalindung di Kampung Cibogo yang bisa mengairi 110 KK.
Selanjutnya sumber air Ciasahan di Kampung Cinayuwati yang bisa mengairi 90 KK, dan sumber air Cipetir di Kampung Ciudian yang bisa mengairi 147 KK.
BPBD Garut manfaatkan 8 sumber air untuk disalurkan ke warga
Jumat, 29 September 2023 18:24 WIB