Cirebon (ANTARA) - Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Imam Firdaus Jamal mengatakan para petani di Cirebon, Jawa Barat tengah diuntungkan dengan naiknya harga gabah, meskipun lahan pertanian daerah itu terdampak kekeringan akibat musim kemarau.
"Kondisi harga gabah sudah jauh di atas harga pokok penjualan (HPP). Itu mungkin di sisi produsen sangat menguntungkan petani," kata Imam di Cirebon, Selasa.
Baca juga: Bulog salurkan bantuan beras untuk 36 ribu KPM di Kota Cirebon
Kendati menguntungkan petani, ia menilai dampak kekeringan yang diperparah dengan fenomena El Nino itu tetap berpengaruh terhadap produksi padi.
Salah satu solusi untuk menjaga pasokan beras bagi masyarakat, kata dia, Bulog Cirebon menggelontorkan bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah (CDP).
"Kita antisipasi adalah sisi hilirnya, salah satunya dengan bantuan pangan dalam bentuk beras ini," katanya.
Ia menyampaikan Bulog Cirebon berkomitmen menyerap padi dari petani karena pada panen sebelumnya pun jumlah komoditas setara beras yang berhasil diserap sebanyak 82 ribu ton atau realisasinya meningkat dibanding tahun 2022.
"Di musim panen selanjutnya tetap kami optimalkan. Apalagi serapan tahun ini di panen rendeng saja jauh meningkat, tahun kemarin sampai Desember hanya 62 ribu ton," ujarnya.
Ia menyampaikan realisasi serapan beras di Bulog Cirebon dapat memenuhi target yang ditetapkan sebesar 96 ribu ton.
Sementara Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Rizki Abdullah menuturkan harga gabah untuk gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) cenderung naik belakangan ini.
Baca juga: Bulog Cirebon: Serapan beras petani naik 32 persen
Rizki mengatakan GKP di tingkat petani saat ini Rp7.300 per kg sedangkan untuk HPP Rp5.000. Kemudian GKP angkanya naik dari semula Rp6.300 menjadi Rp8.300 per kg.
"Informasi itu berdasarkan mitra penggilingan. Kalau GKG di gudang Bulog sendiri HPP di angka Rp6.300 dan beras Rp9.950 per kg," ucap dia.