Dhani pun menyarankan agar orang tua membuat jadwal khusus bagi anak untuk mengetahui di waktu apa saja mereka bisa mengakses media sosial di gawainya. Orang tua dapat membuat jadwal harian secara kreatif, baik dengan gambar maupun lainnya agar anak lebih mudah mencerna aturan jadwal tersebut.
“Buat pembatasan, contohnya pada anak usia dini menggunakan gambar handphone diletakkan pada waktu kapan. Misalnya, sore hari,” kata Dhani.
Untuk anak usia sekolah, selain dari jadwal harian tersebut, orang tua juga dapat berdialog langsung dengan anak mengenai waktu mengakses media sosial mereka. Dengan begitu, anak akan lebih mengerti dan diharapkan dapat mematuhi jadwal tersebut dengan baik. Jangan lupa untuk mendampingi dan mengawasi anak ketika mereka mengakses media sosial agar mereka tidak mengakses konten negatif.
Mengenai usia ideal anak mengakses media sosial, hal ini kembali pada konten yang sesuai dengan usia tumbuh kembang mereka. Semakin besar usia anak, semakin besar pemahaman anak dalam perkembangan kognitif mereka.
Oleh karena itu, pemahaman anak terhadap suatu konten menjadi salah satu tolok ukur apakah mereka sudah dapat mengaksesnya atau belum. Orang tua dapat melakukan pengaturan privasi agar anak terhindar dari konten bermuatan negatif.
Saat ini, media sosial juga sering dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk membantu proses pembelajaran anak-anak dan remaja. Dhani pun berpesan, selain orang tua mendampingi anak-anak dan remaja dalam mengakses media sosial, guru dan tenaga pendidik juga memiliki andil di dalamnya.
Guru dapat menyosialisasikan bagaimana cara bijak bermedia sosial, contohnya memberi tahu hal yang boleh dan tidak boleh diakses dari media sosial. Guru pun dapat membuat tugas pada murid yang berkaitan dengan media sosial agar mereka dapat belajar langsung di ruang medsos.
“Mereka (anak-anak dan remaja) diharapkan belajar untuk memilih, mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak dibutuhkan,” demikian dijelaskan Dhani.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kenali dampak media sosial terhadap anak dan remaja